Magnet merupakan objek yang memiliki sifat kemagnetan, dimana hal ini terjadi karena adanya gerakan muatan listrik. Magnet memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Salah satu prinsip dasar magnet adalah bahwa kutub yang sama akan saling tolak menolak dan kutub yang berbeda akan saling tarik menarik.
Dalam studi fisika, ada hukum yang sangat penting yaitu Hukum Coulomb. Hukum ini juga berlaku dalam ilmu magnet, dengan sedikit modifikasi. Hukum ini menyatakan bahwa gaya tarik-menarik antara dua magnet adalah sebanding dengan perkalian dari kuat magnet masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara mereka. Matematis, ini bisa dirumuskan sebagai:
[
F = k \frac{{|m1 \cdot m2|}}{{d^2}}
]
dimana:
Fadalah gaya magnet,kadalah konstanta (nilai yang ditentukan oleh lingkungan atau bahan),m1danm2adalah nilai magnet masing-masing, dandadalah jarak antara kedua magnet.
Dari rumus di atas, kita bisa melihat hubungan langsung antara jarak antara dua kutub magnet (d) dengan gaya magnetnya (F). Bagaimana kalau jarak antara dua kutub magnet diperkecil?
Dengan memperkecil d, berarti kita memperkecil pembagi dalam rumus. Dan bila pembagi dalam suatu bilangan yang di bagi semakin kecil, maka hasil bagiannya akan semakin besar. Jadi, dengan memperkecil jarak antara dua kutub magnet, gaya magnetnya menjadi lebih besar.
Jadi, inilah yang dimaksud dengan kalimat “jarak antara dua kutub magnet diperkecil, maka gaya magnetnya menjadi lebih besar”. Konsep ini penting untuk dipahami dalam berbagai bidang fisika dan teknik, dari desain motor listrik hingga pemahaman tentang medan magnet bumi.
Dalam bidang teknologi, pengetahuan ini digunakan dalam desain dan pembuatan alat-alat seperti loudspeaker, motor listrik, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) di bidang medis dimana mesin ini memanfaatkan medan magnet kuat dengan jarak antara kutub magnet yang jauh lebih pendek.
