Diskusi

Adanya Perkelahian Pelajar Dipengaruhi Banyak Faktor: Salah Satunya Karena Faktor yang Dikenal dengan Sebutan Social Disorganization

65
×

Adanya Perkelahian Pelajar Dipengaruhi Banyak Faktor: Salah Satunya Karena Faktor yang Dikenal dengan Sebutan Social Disorganization

Sebarkan artikel ini
Adanya Perkelahian Pelajar Dipengaruhi Banyak Faktor: Salah Satunya Karena Faktor yang Dikenal dengan Sebutan Social Disorganization

Perkelahian pelajar merupakan salah satu masalah sosial yang sering kali menjadi perhatian publik. Menjadi pelajar, mereka seharusnya menjalani pendidikan dengan baik dan saling menghormati sesama siswa. Namun nyatanya, perkelahian di antara para pelajar tidak dapat dihindari. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perkelahian pelajar, salah satunya adalah sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah “Social Disorganization” (Ketidakorganisasian Sosial).

Apa itu Social Disorganization?

Social Disorganization adalah suatu teori yang menggambarkan bagaimana struktur sosial yang lemah atau tidak terorganisir dapat mempengaruhi perilaku individu dalam masyarakat, termasuk para pelajar. Ketika struktur sosial tidak terorganisir dengan baik, hal ini akan menciptakan kondisi di mana norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi tidak jelas dan tidak bisa mengontrol tindakan individu. Akibatnya, para pelajar yang tumbuh dalam lingkungan tersebut akan cenderung terpengaruh untuk melakukan perilaku yang menyimpang, seperti perkelahian.

Faktor-Faktor yang Mendorong Social Disorganization

Dalam masyarakat, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya social disorganization, seperti sebagai berikut:

  1. Kemiskinan: Daerah yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi cenderung memiliki permasalahan sosial yang lebih banyak dan sering kali tidak terorganisir. Kemiskinan mempengaruhi kesempatan pendidikan serta kualitas hidup para pelajar, sehingga mereka menjadi lebih rentan terhadap perilaku menyimpang.
  2. Mobilitas penduduk: Mobilitas penduduk yang tinggi, khususnya di perkotaan, dapat mengakibatkan terganggunya tatanan kehidupan dan hubungan antarindividu. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya ketidakorganisasian dalam masyarakat dan mempengaruhi perilaku pelajar.
  3. Pendidikan dan sosialisasi keluarga: Keluarga merupakan pilar utama dalam membentuk karakter seorang individu. Jika keluarga tidak mampu memberikan pendidikan dan sosialisasi yang benar pada anak-anak mereka, ini bisa berakibat pada terjadinya ketidakorganisasian sosial.
  4. Lingkungan dan peer group: Lingkungan di mana seorang pelajar tinggal dan berteman dapat mempengaruhi terjadinya social disorganization. Jika pelajar tersebut bersosialisasi dengan lingkungan atau teman yang negatif, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan memicu perkelahian.

Cara Mengatasi Social Disorganization di Kalangan Pelajar

Untuk dapat mengatasi masalah social disorganization yang menjadi salah satu faktor perkelahian pelajar, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Pendidikan karakter: Pendidikan karakter di sekolah harus ditingkatkan guna membentuk karakter pelajar yang lebih baik. Dengan demikian, perilaku menyimpangkan akan berkurang dan menjadikan mereka lebih sadar akan tanggung jawabnya sebagai pelajar.
  2. Partisipasi keluarga dan masyarakat: Keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perkembangan pelajar. Dukungan dan kepedulian dari keluarga serta masyarakat akan membantu dalam mengurangi permasalahan sosial, termasuk perkelahian pelajar.
  3. Komunikasi dengan pelajar: Hubungan yang baik antara pelajar dan guru, serta orang tua, akan membantu mengidentifikasi masalah yang dialami pelajar dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya.
  4. Memberikan dukungan dan tindakan preventif: Memberikan dukungan yang tepat pada pelajar yang mengalami kesulitan, baik secara akademis maupun sosial, serta melakukan tindakan preventif sebelum terjadinya pelanggaran dan perilaku menyimpang.

Dengan mengatasi faktor-faktor penyebab social disorganization, kita dapat mengurangi perkelahian di kalangan pelajar dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pembelajaran dan perkembangan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *