Perkelahian pelajar menjadi isu penting yang perlu ditangani dengan serius dalam dunia pendidikan. Fenomena ini tidak hanya merusak integritas pendidikan di Indonsia, namun juga menghancurkan masa depan generasi muda negara. Ada banyak faktor yang mempengaruhi adanya perkelahian pelajar ini, salah satunya adalah faktor yang dikenal dengan sebutan “social disorganization.”
Pengertian Social Disorganization
Social Disorganization adalah sebuah teori yang diusulkan oleh para ahli sosiologi dari Universitas Chicago, Clifford Shaw dan Henry McKay. Teori ini merujuk pada penurunan struktur dan efisiensi suatu komunitas dalam menjaga nilai dan norma yang ada. Dalam konteks perkelahian pelajar, social disorganization bisa terjadi jika struktur sosial yang seharusnya membentuk dan menjaga sikap serta perilaku pelajar menjadi tidak efektif.
Bagaimana Social Disorganization Mempengaruhi Perkelahian Pelajar?
- Dekadensi Nilai dan Norma
Salah satu aspek penting social disorganization adalah penurunan nilai dan norma. Bisa jadi, kekerasan antarpelajar semakin marak lantaran nilai dan norma mengenai sikap saling menghargai, toleransi, dan keadilan semakin pudar. Akibatnya, pelajar lebih memilih untuk menyelesaikan konflik dengan caranya sendiri, termasuk dengan cara kekerasan.
- Lingkungan yang Tidak Mendukung
Lingkungan yang tidak mendukung, baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, berkontribusi besar terhadap fenomena perlakuan pelajar. Sebagai contoh, sekolah yang tidak memiliki regulasi tegas terhadap kekerasan atau rumah yang kurang memberikan pendidikan moral dengan baik.
- Kurangnya Pengawasan
Social disorganization juga dapat terjadi karena kurangnya pengawasan dari pihak yang berwenang, seperti guru, orang tua, atau pengelola sekolah. Tanpa pengawasan yang baik, pelajar memiliki kebebasan lebih untuk melakukan perbuatan negatif, termasuk perkelahian.
Upaya Mengatasi Social Disorganization
- Penguatan Nilai dan Norma
Upaya pertama yang bisa dilakukan adalah dengan penguatan nilai dan norma lewat pendidikan karakter. Pendidikan di sekolah tidak hanya mendidik siswa secara akademik, tapi juga harus membangun karakter yang baik.
- Menciptakan Lingkungan yang Mendukung
Menciptakan lingkungan yang positif di sekolah dan di rumah sangat penting untuk menghindari social disorganization. Lingkungan yang kondusif ini mencakup suasana yang nyaman, regulasi yang tegas, serta dukungan emosional.
- Peningkatan Pengawasan
Pengawasan yang baik dari pihak-pihak terkait juga berperan penting dalam mencegah perkelahian pelajar.
Secara keseluruhan, mengatasi perkelahian pelajar harus dijadikan perhatian bersama dari berbagai pihak, tidak hanya sekolah atau orang tua, namun juga masyarakat dan pemerintah. Hanya dengan sinergi yang baik, kita semua dapat membantu mencegah terjadinya social disorganization dan membantu menciptakan generasi muda yang lebih baik.