Tangga nada diatonis adalah jenis scale musik yang paling umum digunakan dalam banyak tradisi musik dunia, termasuk musik Barat, musik India, dan musik Indonesia. Skala ini terdiri dari tujuh pitch yang berbeda dalam satu oktav, dan sering kali alat musik yang kita mainkan menggunakan sistem ini. Berikut adalah beberapa alat musik yang menggunakan tangga nada diatonis.
Piano
Piano adalah instrumen yang sangat hipersonik: ia memanfaatkan semua 12 nada dalam sebuatan oktav. Namun, para pemain umumnya akan mengikuti tangga nada diatonis. Setiap oktav pada piano terdiri dari tujuh not balok (A-G) dan lima not hitam yang mewakili nada tajam dan datar. Kombinasi ini menciptakan tangga nada diatonis ketika memainkan not balok saja dari satu C ke C berikutnya.
Gitar
Layaknya piano, gitar juga dapat memainkan skala di bentuk diatonis. Setiap senar pada gitar saat dibunyikan dari fret ke fret membentuk tangga nada diatonis.
Harmonika
Harmonika biasanya dirancang untuk memainkan tangga nada diatonis dalam kunci tertentu. Versi paling umum adalah harmonika diatonis kunci C, dimana kita dapat meniup dan menarik nafas untuk menghasilkan nada-nada dalam tangga nada diatonis.
Flute
Flute memiliki layout lubang yang dirancang khusus agar, ketika ditutup secara berurutan dari pangkal hingga ujung, akan menghasilkan tangga nada diatonis. Sistem ini memudahkan pemain flute dalam memainkan melodi dengan skala diatonis.
Gamelan
Gamelan adalah alat musik tradisional Indonesia yang menggunakan skala nada diatonis, biasanya pelog dan slendro. Baik pelog dan slendro memiliki rasa ‘diatonis’ mereka sendiri, meskipun mereka tidak identik dengan skala diatonis Barat.
Pada dasarnya, sebagian besar, jika tidak semua, alat musik dapat disetel dan dimainkan dalam skala diatonis. Penggunaan skala ini adalah inti dari begitu banyak musik yang kita kenal dan cintai, dan memberikan dasar bagi banyak komposisi dan improvisasi.
