Budaya

Apa Relevansi Pemikiran K.H.D “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan Peran Saya sebagai Pendidik?

51
×

Apa Relevansi Pemikiran K.H.D “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan Peran Saya sebagai Pendidik?

Sebarkan artikel ini
Apa Relevansi Pemikiran K.H.D “Pendidikan yang memerdekakan murid” dengan Peran Saya sebagai Pendidik?

Pemikiran seorang pendidik ternama, Kiai Haji Dewantara (K.H.D), yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, selalu relevan dengan peran setiap pendidik, termasuk saya. Salah satu pemikirannya yang cukup dikenal adalah konsep “Pendidikan yang memerdekakan murid”. Konsep ini menekankan pentingnya pendidikan yang mampu mendorong kebebasan pikiran dan aksi murid. Lalu, apa sebenarnya relevansi konsep ini dengan peran saya sebagai pendidik?

Untuk memahami relevansinya, pertama kita harus menelusuri apa yang dimaksud dengan “Pendidikan yang memerdekakan murid”. K.H.D memandang pendidikan tidak hanya sebagai alat untuk memasukkan pengetahuan kepada secara pasif. Sebaliknya, ia memandang pendidikan sebagai proses aktif yang melibatkan murid secara penuh dimana mereka memiliki kebebasan untuk berpikir, merasa, dan bertindak.

Kebebasan dalam pendidikan ini tentu bukan berarti tanpa bimbingan dan arahan. Seorang pendidik harus mampu memberikan bimbingan dan menanamkan nilai-nilai positif kepada murid, namun memberikan ruang yang cukup bagi mereka untuk berekspresi, berkreasi, dan memahami materi pelajaran dengan cara mereka sendiri.

Relevansi pemikiran K.H.D ini dengan peran saya sebagai pendidik sangatlah besar. Sebagai pendidik, saya memiliki peran tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mentor, pembina, dan bahkan inspirator bagi murid. Peran-peran ini dapat terwujud jika saya mampu menyelaraskan konsep pendidikan K.H.D dalam metode pengajaran saya.

Sebagai contoh, jika saya mengajarkan materi pelajaran, saya tidak hanya menceritakan fakta dan teori, tetapi juga melibatkan murid dalam diskusi, memancing mereka untuk berpikir kritis dan reflektif. Disamping itu, saya berusaha untuk menghargai perbedaan dan keunikan setiap murid, mendorong mereka untuk berkreasi tanpa takut membuat kesalahan.

Pendidikan yang memerdekakan murid menuntut perubahan dalam pendekatan pengajaran. Pendidik harus bisa merubah paradigma dari “pengajar” menjadi “fasilitator pembelajaran”. Pendidik harus menyadari bahwa setiap murid memiliki cara belajar yang unik dan harus diberi kebebasan untuk mengeksplorasi dan mencari pengetahuan dengan cara mereka sendiri.

Dengan demikian, pendekatan pengajaran ini membantu murid untuk bisa berpikir secara mandiri, kreatif, dan kritis yang nantinya akan bermanfaat bagi perkembangan mereka di masa depan. Jadi, pendekatan ini tidak hanya relevan, tetapi juga sangat penting untuk diadopsi dalam setiap metode pengajaran yang digunakan oleh seorang pendidik.

Jadi, jawabannya apa? Pemikiran K.H.D tentang “Pendidikan yang memerdekakan murid” sangat relevan dengan peran saya sebagai pendidik. Dengan menerapkan konsep ini, saya sebagai pendidik berperan lebih dari sekedar penyampai pengetahuan, tapi juga sebagai fasilitator yang membantu murid untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *