Isu kekerasan seksual terhadap anak-anak kian mengemuka di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Peristiwa kesakitan ini mencakup sekolah dasar. Keadaan ini menegaskan kebutuhan mendesak untuk memetakan kebutuhan peserta didik sekolah dasar dalam rangka mencegah dan merespon isu kekerasan seksual.
Pertama dan yang paling penting, pendidikan seksualitas harus menjadi elemen penting dalam memetakan kebutuhan peserta didik. Melalui pendidikan seksualitas yang sehat, anak bisa memahami apa itu perbedaan gender, hak-hak mereka, dan bagaimana melindungi diri dari kondisi yang tidak aman. Meskipun Malaysia masih tertinggal dalam hal ini, bukan berarti kita tidak dapat melakukan sesuatu. Program pendidikan kontekstual dan peran aktif dari pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat menjadi kunci dalam hal ini.
Kedua, perlunya peningkatan kesadaran di kalangan guru dan staf berikan mereka pengetahuan dan alat untuk memastikan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak mereka. Program pelatihan untuk guru juga harus mencakup teknik dalam mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan seksual pada anak-anak dan langkah-langkah yang tepat untuk merespon situasi ini.
Ketiga, membentuk sebuah mekanisme pengaduan yang nyaman dan aman bagi anak-anak. Mekanisme ini seharusnya memungkinkan anak-anak untuk melaporkan kekerasan seksual tanpa takut jatuh ke dalam intimidasi atau balas dendam eksesif. Selain itu, proses tindak lanjutnya harus efektif dan transparan, sehingga memberikan rasa yakin kepada anak-anak bahwa laporannya ditangani dengan serius.
Terakhir, pendekatan yang inklusif dan kolaboratif dari semua stakeholders adalah kunci. Sekolah, orang tua, masyarakat, dan pemerintah semuanya harus berperan dalam mendukung kebijakan dan program yang bertujuan untuk mencegah dan merespon kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Melalui langkah-langkah seperti ini, kita dapat membantu dalam mewujudkan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak kita dan membekali mereka dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan untuk melindungi diri dan merespons situasi yang mungkin mempengaruhi mereka.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah membantu anak-anak untuk memahami, melindungi, dan menyuarakan diri mereka sendiri melalui pendidikan seksualitas yang baik, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mencegah kekerasan seksual, membentuk kanal pengaduan yang aman dan efektif, dan melibatkan semua stakeholders dalam usaha ini. Dengan upaya berjenjang ini, kita dapat memetakan dengan tepat kebutuhan peserta didik terhadap isu kekerasan seksual di sekolah dasar.