Kata “takabur” adalah kata asli dari bahasa Arab yang memiliki makna mendalam dan telah diadopsi ke dalam banyak bahasa lainnya termasuk Bahasa Indonesia. Kata ini jika diartikan secara harfiah berarti seseorang yang menunjukan sikap sombong atau angkuh. Terkadang, takabur juga diartikan sebagai seseorang yang merasa lebih besar atau lebih tinggi daripada yang lain.
Asal-usul dan Struktur Kata
Kata “takabur” berasal dari akar kata kausar dalam bahasa Arab yang berarti “membesar atau meninggikan diri.” Kata ini sebenarnya terdiri dari dua kata dasar yaitu ‘kabura’ yang berarti ‘menjadi besar’ dan ‘takaabur’ yang berarti ‘kesombongan atau keangkuhan’.
Dalam kajian semantik, ‘takaabur’ berarti penambahan makna kepada kata ‘kabura’. Hal ini menunjukkan bahwa si pembicara atau yang melakukan aksi itu menganggap dirinya lebih besar atau lebih penting dari orang lain. Ini bisa jadi karena perasaan superioritas, keangkuhan, atau penghinaan terhadap orang lain.
Pemahaman dalam Konteks Agama
Dalam konteks agama Islam, kata “takabur” dikenal sebagai sifat yang sangat tidak disukai dan dianggap sebagai dosa besar. Al-Qur’an banyak membahas tentang bahaya kesombongan atau takabur dan berbagai hadis Nabi Muhammad SAW juga menegaskan hal yang sama. Dalam Surah Al-Nahl ayat 23 misalnya, secara eksplisit Allah SWT berfirman bahwa Dia tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.
Kata “takabur” dalam Islam bukan hanya mengacu pada sifat angkuh tetapi juga mencakup rasa superioritas yang tidak berdasar, memandang rendah orang lain, dan menolak kebenaran karena ego pribadi. Oleh karena itu, takabur menjadi salah satu hal yang harus dijauhi bagi setiap muslim.
Kesimpulan
Kata “takabur” berasal dari bahasa Arab dan memiliki konotasi negatif yang berkaitan dengan sikap angkuh dan sombong. Sebagai kata yang memiliki makna mendalam, pengertiannya tidak hanya sekedar sombong, tetapi juga mencakup perasaan ingin menjadi yang paling utama, penolakan terhadap kebenaran karena ego, dan merasa diri lebih baik dari orang lain. Dalam konteks keagamaan, terutama dalam Islam, ‘takabur’ adalah sifat yang harus dijauhi karena dianggap sebagai dosa besar. Oleh karena itu, memahami asal kata dan makna di balik “takabur” sangat penting untuk membantu kita melakukan introspeksi diri dan menghindarinya.