Budaya tinggi dan budaya populer sudah lama menjadi subjek perdebatan di kalangan masyarakat dunia. Sebagai hal yang sangat subjektif, tak jarang kita menilai secara sempit bahwa budaya tinggi memiliki tingkat keunggulan tertentu dibandingkan dengan budaya populer. Namun, sebenarnya tidak begitu mudah untuk menjawab pertanyaan ini, karena pemahaman tentang budaya tinggi tidak bisa dianggap lebih baik dibanding budaya populer.
Untuk lebih memahami mengapa kedua bentuk budaya ini tidak bisa dianggap satu lebih baik dari yang lain, mari kita jelajahi lebih dalam tentang karakteristik dan contoh dari kedua bentuk budaya ini:
Budaya Tinggi
Budaya tinggi dapat diartikan sebagai bentuk seni, ide, dan kebudayaan yang dihasilkan dari latar belakang pendidikan tinggi dan memiliki daya apresiasi yang lebih tinggi. Beberapa contoh budaya tinggi di antaranya adalah:
- Musik klasik, seperti karya-karya Beethoven, Mozart, atau Bach.
- Sastra, seperti karya-karya William Shakespeare, Jane Austen, atau Fyodor Dostoevsky.
- Seni rupa, seperti lukisan “Mona Lisa” karya Leonardo da Vinci atau patung “David” karya Michelangelo.
Budaya Populer
Sedangkan budaya populer, sebaliknya, adalah ekspresi kebudayaan yang lebih luas yang mencakup selera, preferensi, dan imajinasi umum. Beberapa contoh budaya populer dalam berbagai bidang di antaranya:
- Musik pop seperti lagu-lagu dari Beyoncé, Justin Bieber, atau BTS.
- Film dan televisi, seperti film “Avengers: Endgame” atau serial “Game of Thrones”.
- Gaya dan tren fashion, seperti meme internet atau penggunaan emoji dalam komunikasi.
Ketika membandingkan kedua bentuk budaya ini, kita tentu saja perlu menghargai keunikan dan keistimewaan dari masing-masing. Namun, menganggap satu lebih baik dari yang lain hanya akan mempersempit pandangan kita tentang keanekaragaman budaya. Sebagai contoh, walaupun musik klasik memiliki teknik dan instrumen yang rumit, musik populer juga memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik simpati jutaan orang di dunia.
Pada akhirnya, baik budaya tinggi maupun budaya populer memiliki tempat masing-masing dalam kehidupan kita. Keduanya memiliki peran penting dalam mempengaruhi gagasan dan perasaan, serta memberi kita kesempatan untuk mengapresiasi keindahan yang berbeda. Jadi, alih-alih fokus pada perbedaan dan menganggap satu lebih baik dari yang lain, kita sebaiknya menghargai kekayaan budaya yang lebih luas.
Jadi, jawabannya apa?
Jadi jawabannya adalah bahwa pemahaman soal budaya tinggi tidak bisa dianggap lebih baik dibanding budaya populer. Kedua bentuk budaya memiliki ciri khas dan daya tariknya masing-masing, serta mempengaruhi hidup kita dengan cara yang berbeda. Ketimbang mengadu antara budaya tinggi dan budaya populer, kita sebaiknya mengapresiasi keanekaragaman budaya yang ada dan belajar untuk menikmati seni dan kebudayaan dalam berbagai bentuk.