Indonesia adalah mosaic dari berbagai budaya, etnis, dan kelompok suku bangsa. Dalam keragamannya itu, bangsa Indonesia memiliki falsafah hidup yang disebut Pancasila. Pancasila adalah pemersatu yang memadukan perbedaan-perbedaan menjadi satu kesatuan yang kuat dan kokoh – sebuah bangsa yang berdaulat, mandiri, dan beradab.
Pancasila adalah nilai-nilai yang kita percaya dan kita pegang teguh sebagai bangsa. Nilai-nilai tersebut meliputi: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Demokrasi yang Berkeadilan, serta Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini bukan sekedar abstraksi, melainkan merupakan pedoman hidup yang harus diaplikasikan dalam keseharian dan perbuatan kita sebagai bangsa.
Pemikiran kritis akan mimiliki peranan yang sangat penting dalam mengolah nilai-nilai Pancasila ini. Pemikiran kritis mampu menghantarkan kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang Pancasila, melampaui sekedar pengetahuan superfisial.
Kita harus memahami bahwa nilai-nilai Pancasila tidak bisa kita terima begitu saja tanpa perenungan dan pemikiran yang kritis. Sebagai bangsa, kita harus menjadi penafsir aktif dari nilai-nilai Pancasila, memahami maknanya secara mendalam, dan menjadikannya sebagai pegangan hidup kita sendiri. Segala usaha, baik di tengah masyarakat maupun lingkungan kebijakan publik, harus dicermati melalui lensa Pancasila dan mengaplikasikan pemikiran kritis.
Berpeganglah pada Pancasila bukan sebagai sebuah dogma yang tidak perlu dipertanyakan, melainkan sebagai sebuah sistem nilai yang harus kita pahami dan praktikkan dalam konteks kehidupan kita sekarang ini – suatu proses yang membutuhkan pemikiran kritis yang tajam dan berkelanjutan.
Nilai-nilai Pancasila bukanlah sesuatu yang statis; mereka adalah nilai-nilai yang perlu kita teliti, kita pahami, dan kita aplikasikan dalam kehidupan kita sendiri. Bangsa Indonesia sendiri yang harus mengolah nilai-nilai Pancasila ini, dengan menggunakan pemikiran kritis untuk menganalisis dan memahami nilai tersebut dalam konteks sejarah, budaya, dan konteks sosio-politik saat ini.
Pancasila bukanlah sebuah doktrin yang sakral, melainkan sebuah panduan hidup yang harus kita interpretasikan dan kita jalankan berdasarkan pemahaman kita sendiri sebagai bangsa. Pancasila adalah refleksi dari jiwa bangsa Indonesia, dan bangsa Indonesia sendiri yang harus menafsirkan, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah Pancasila adalah milik kita semua sebagai bangsa Indonesia, dan kita sendirilah yang harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila berdasarkan pemikiran kritis kita sendiri. Kita harus mengembangkan pemahaman yang mendalam dan memiliki kepekaan kritis terhadap nilai-nilai Pancasila, agar nilai-nilai tersebut memiliki relevansi dan makna yang kuat dalam kehidupan kita sebagai bangsa.