Kemampuan berpikir kritis merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap individu. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada murid sejak dini memang sebaiknya ditanamkan oleh pendidik, namun ada metode-metode yang sebenarnya tidak efektif dalam mengembangkan kemampuan tersebut.
Pengajaran yang Bersifat Menghafal
Pendidikan dalam banyak kasus masih banyak mengandalkan metode menghafal. Sementara itu, menghafal hanya akan menstimulasi otak murid untuk menyimpan informasi, bukan menganalisis, sintesis, evaluasi dan refleksi – elemen-elemen penting dalam berpikir kritis.
Kurangnya Diskusi Kelas
Guru yang cenderung memberikan kuliah dan instruksi langsung tanpa memberikan kesempatan kepada murid untuk berdiskusi, berdebat, atau bahkan mengajukan pertanyaan pun bukanlah metode yang efektif dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.
Kurangnya Pemberian Tugas yang Memacu Berpikir Kritis
Tugas yang hanya berfokus pada penguasaan konten dan kurangnya soal-soal yang memacu berpikir kritis bisa merintangi perkembangan skill tersebut pada murid.
Pembatasan Ekspresi Kreatif
Meletakkan batasan yang ketat pada ekspresi kreatif murid bisa menghalangi pengembangan berpikir kritis. Murid seharusnya diberi kebebasan untuk berpendapat dan berkreasi, tanpa takut akan hukuman atau pertimbangan yang negatif.
Kurangnya Umpan Balik Konstruktif
Umpan balik yang hanya fokus pada apa yang salah, tanpa memberikan solusi atau saran untuk perbaikan, dapat mencegah perkembangan kemampuan berpikir kritis pada murid. Guru harus memberikan kritik konstruktif yang membantu murid memahami kesalahan mereka dan mengarahkan mereka tentang bagaimana melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Jadi, jawabannya apa? Memastikan pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar adalah kunci dalam membentuk kemampuan berpikir kritis pada murid. Hindari metode-metode yang telah disebutkan di atas dan upayakan untuk mengintegrasi teknik pengajaran yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dalam setiap pelajaran. Ingatlah bahwa tujuan utama pendidikan adalah mencetak individu yang tidak hanya menghafal materi, tetapi juga bisa memahami, menganalisis, dan mengkritisi pengetahuan yang mereka peroleh.