Gerakan September 1965 merupakan salah satu episode tergelap dari sejarah Indonesia, yang melibatkan percobaan kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Meskipun berhasil digagalkan, peristiwa tersebut menimbulkan dampak jangka panjang terhadap sejarah bangsa dan catatan hak asasi manusia dalam skala lokal maupun global. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang diambil PKI menjelang peristiwa tersebut, kecuali pada langkah yang tidak dapat disubstansiasi secara historis dan faktual.
Pelatihan Militer
PKI menghadapi perlawanan kuat dari berbagai fraksi politik di Indonesia, terutama militer. Sebelum melancarkan Gerakan September 1965, PKI harus memperkuat basis militernya untuk menghadapi tantangan militer yang akan mereka hadapi. PKI melibatkan anggota-anggotanya dalam pelatihan militer secara intensif dan sistematis sebagai bagian dari persiapan kudeta.
Pengorganisasian Basis Massa
Sebagai partai politik dengan basis massa yang besar, PKI harus memobilisasi dukungannya agar siap untuk melancarkan gerakan tersebut. PKI mengintensifkan upaya pengorganisasian basis massa, yang meliputi serikat pekerja, buruh, petani, dan kelompok-kelompok sosial lainnya. Tujuannya adalah untuk menggalang dukungan dan menjaga kepercayaan publik dalam partai dan gerakan yang akan dilancarkan.
Penjalinan Hubungan Internasional
Mengingat konteks Perang Dingin dan peranan kekuatan-kekuatan internasional dalam politik domestik, PKI menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan komunis dan negara-negara sosialis lainnya. Mereka menjalin hubungan erat dengan Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok, yang memberikan bantuan material dan dukungan politik. Hal ini membantu memperkuat posisi PKI secara internasional dan melindungi mereka dari kecaman paso internasional sebelum Gerakan September 1965.
Pengumpulan Informasi dan Intelijen
Persiapan kudeta tidak hanya melibatkan peningkatan kekuatan militer dan dukungan massa, tetapi juga upaya mengumpulkan informasi dan intelijen yang relevan tentang pihak-pihak yang akan mereka hadapi. PKI mengintensifkan jaringan intelijennya untuk memantau perkembangan politik dan tentara di Indonesia, yang akan memberikan mereka keunggulan stratejik dalam melancarkan gerakan tersebut.
Kecuali
Tidak semua tindakan PKI sebelum Gerakan September 1965 dapat dikategorikan sebagai “pengkhianatan” yang mengarah pada perencanaan kudeta. Beberapa langkah yang mereka lakukan – seperti memperjuangkan kepentingan pekerja dan petani, serta mengadvokasi reformasi sosial dan ekonomi – pada dasarnya merupakan bagian dari agenda partai politik yang sah. Oleh karena itu, penting untuk membuat distinsi antara tindakan PKI yang sebenarnya bersifat pengkhianatan dan tindakan politik yang merupakan usaha mereka untuk mengaktualisasikan ideologi komunisme dalam konteks politik Indonesia pada saat itu. Namun demikian, Gerakan September 1965 tidak dapat dipungkiri sebagai peristiwa yang menimbulkan duka dan luka yang mendalam bagi sejarah bangsa.