Dalam dunia sepak bola dan olahraga lain yang melibatkan penggunaan bola, kaki seringkali menjadi alat utama dalam mengendalikan arah bola. Dari mengiring bola, melakukan tendangan, hingga melakukan blocking, berbagai bagian kaki memiliki fungsinya masing-masing. Namun, ada satu wilayah di kaki yang tidak biasanya digunakan untuk memantulkan bola. Bagian tersebut adalah betis.
Betis, bagi sebagian besar pemain, tidak dianggap sebagai bagian ideal untuk kontrol bola, terlepas dari olahraga apa yang dimainkan. Ada alasan mengapa bagian ini tidak umum digunakan.
Pertama, kontrol bola dengan betis seringkali sulit dilakukan. Bentuk betis yang lengkung dan polos memberi sedikit kontrol atas arah bola setelah bola menyentuhnya. Dibandingkan dengan bagian lain kaki seperti telapak kaki atau paha, yang memiliki permukaan yang lebih datar dan memberikan kontrol yang lebih baik atas bola, betis jelas kurang optimal.
Kedua, menggunakan betis untuk menerima bola atau memantulkan bola dapat meningkatkan risiko cedera. Misalnya, jika bola datang dengan kecepatan tinggi dan pemain mencoba menghentikan atau memantulkan bola dengan betis, tekanan yang diterima oleh betis bisa menyebabkan cedera otot atau bahkan patah tulang.
Terakhir, pemain biasanya menggunakan betis lebih untuk memijak tanah dan memberikan tenaga dalam berlari. Mengandalkan betis untuk manahan bola bisa mengganggu keseimbangan dan koordinasi pemain di lapangan.
Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa bagian kaki mana yang digunakan oleh pemain untuk memantulkan bola menentukan oleh berbagai faktor, termasuk posisi bola, tekanan dari pemain lawan, dan strategi permainan yang sedang dijalankan. Meski tidak umum, memang ada beberapa kasus di mana pemain mampu menggunakan betisnya dengan efektif untuk kontrol bola.
Jadi, jawabannya apa? Bagian kaki yang tidak lazim digunakan untuk manahan bola memantul adalah betis. Sementara sangat mungkin untuk digunakan dalam beberapa skenario, penggunaannya tidak umum dan dapat meningkatkan risiko cedera.
