Islam adalah agama yang sangat kaya dan mendalam, dan berisi banyak ranah hukum dan ajaran. Salah satu konsep paling penting yang dipelajari seorang Muslim adalah konsep “iman”, yang merupakan keyakinan dan komitmen dalam hati seseorang. Iman dalam Islam dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah keyakinan, ranah perbuatan dan ranah perkataan. Namun, berikut ini yang bukan merupakan cabang iman dari ranah perbuatan.
Sebelum kita bahas lebih lanjut, penting untuk memahami bagaimana struktur iman bekerja dalam Islam. Menurut riwayat yang sangat terkenal yang berasal dari Hadits Jibril, terdapat 70 atau lebih cabang iman. Cabang teratas adalah perkataan “Laa ilaaha illallah” (tidak ada Tuhan selain Allah), dan cabang terbawah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Ranah perbuatan dalam iman mencakup tindakan fisik seperti salat, berpuasa, melakukan zakat, dan haji.
Namun, ada beberapa konsep dan ajaran Islam yang sering disalahartikan sebagai bagian dari ranah perbuatan dalam iman, tetapi pada kenyataannya bukan. Contoh nya adalah:
- Pengetahuan Tentang Islam: Memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam, memang penting bagi seorang Muslim. Namun, hal ini tidak termasuk dalam cabang iman dari ranah perbuatan. Pengetahuan tentang Islam lebih berada dalam ranah keyakinan dan perkataan.
- Menyebarkan Islam: Meski menjalankan dakwah dan menyebarkan ajaran Islam adalah bagian penting dari tugas seorang Muslim, hal ini tidak dianggap sebagai bagian dari iman dalam ranah perbuatan. Dakwah dan penyebaran ajaran Islam sebenarnya lebih mendekati cabang iman dari ranah perkataan dan keyakinan.
- BerAkhlak baik: Akhlak baik meliputi perilaku etis dan moral seperti menghormati orang lain, berbicara dengan sopan, dan sebagainya. Meski penting, akhlak baik sebenarnya bukan bagian dari ranah perbuatan dalam iman. Sebaliknya, akhlak baik lebih berada dalam ranah perkataan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan mendalami konsep iman dan memahami apa saja yang termasuk dan tidak termasuk dalam setiap ranah. Ketika memahami ini, seorang Muslim dapat merancang dan menjalankan praktek keagamaannya dengan cara yang lebih efektif dan bermakna.