Menyusun tujuan pembelajaran adalah bagian integral dalam proses pendidikan. Tujuan pembelajaran memandu struktur kurikulum, menyediakan jalan bagi pengajaran, dan membantu dalam mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Untuk mengefektifkan pengajaran dan pembelajaran, merumuskan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART) merupakan langkah yang tak terhindarkan. Namun, terdapat beberapa konsep yang sering disalahartikan sebagai alternatif dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Salah satu yang sering kali disalahpahami adalah penggunaan tujuan yang berorientasi pada guru. Tujuan pembelajaran harus berfokus pada siswa dan pembelajarannya, bukan pada apa yang akan diajarkan atau dilakukan oleh guru. Sebagai contoh, “Guru akan mempresentasikan metode baru dalam menyelesaikan persamaan linear” bukanlah tujuan pembelajaran yang baik. Sebaliknya, tujuan yang baik dapat berupa “Siswa akan mampu menyelesaikan persamaan linear menggunakan metode baru”.
Selanjutnya, tujuan yang berorientasi pada materi ajar juga bukanlah alternatif yang baik dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Misalnya, “Memahami bab tentang evolusi” tidak mencakup hasil khusus apa yang diharapkan dari siswa. Sebaliknya, tujuan seperti “Siswa akan dapat menjelaskan konsep dasar evolusi dan memberikan contoh dari kehidupan sehari-hari” jauh lebih spesifik dan terukur.
Kemudian, tujuan yang tidak dapat diukur atau dinilai juga bukan alternatif dalam pembuatan tujuan pembelajaran. Tujuan seperti “Siswa akan memiliki minat dalam sejarah” sukar untuk diukur dan dinilai. Tujuan yang baik mungkin lebih spesifik, misalnya “Siswa akan mampu mendaftar lima peristiwa penting dalam sejarah Indonesia”.
Akhirnya, tujuan yang terlalu mudah atau terlalu sulit juga bukan merupakan alternatif yang baik dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan harus menantang namun masih dalam jangkauan siswa. Jika tujuan terlalu mudah, siswa mungkin merasa bosan; jika tujuan terlalu sulit, siswa mungkin merasa frustrasi.
Merumuskan tujuan dengan benar sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan hasil pembelajaran. Mempahami apa saja yang bukan alternatif dalam merumuskan tujuan pembelajaran dapat membantu guru dan pendidik dalam mendesain dan mengimplementasikan pedagogi yang lebih baik.
Jadi, jawabannya apa? Tujuan pembelajaran sebaiknya berorientasi pada siswa dan pembelajarannya, bukan pada guru atau materi; dapat diukur dan dinilai; serta menantang namun masih dalam jangkauan siswa. Berorientasi pada guru, berorientasi pada materi, tidak dapat diukur atau dinilai, serta terlalu mudah atau terlalu sulit bukanlah alternatif yang baik dalam merumuskan tujuan pembelajaran.