Bacharuddin Jusuf Habibie, yang lebih dikenal dengan BJ Habibie atau Habibie saja, tak lepas dari berbagai pengakuan atas kejeniusannya. Selain pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-3, beliau juga dikenal sebagai seorang pakar teknologi pesawat terbang dan inovator berkat berbagai penemuan dan teorinya.
Latar Belakang BJ Habibie
BJ Habibie dilahirkan di Parepare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Memasuki dunia pendidikan, Habibie menunjukkan kecerdasannya dan kemampuannya dalam memahami pengetahuan teknik, terutama dalam bidang aeronautika. Dilanjutkan dengan belajar ke Negara Jerman, Habibie berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Teknik di Technische Hochschule Aachen pada usia yang cukup muda, yaitu 24 tahun.
BJ Habibie dan Inovasi dalam Bidang Aeronautika
Bagi BJ Habibie, dunia penerbangan adalah bidang yang penuh tantangan dan inovasi. Pengalaman beliau bekerja di perusahaan pesawat terbang di Jerman, Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), telah membuka kesempatan bagi Habibie untuk mengembangkan berbagai penemuan dan teori yang revolusioner.
BJ Habibie dikenal untuk teorinya yang berkenaan dengan konstruksi pesawat terbang. Beliau berhasil mengembangkan teori tentang turbulensi dan aliran udara pada pesawat terbang, yang kemudian dikenal sebagai “Habibie Factor.” Teori ini menjelaskan tentang perilaku aliran udara yang melalui permukaan pesawat pada kecepatan tinggi dan aliran udara di sayap pesawat ketika terjadi turbulensi.
Habibie Factor menjadikan pesawat lebih efisien dan aman, dan memungkinkan desain pesawat menjadi lebih aerodinamis. Teori ini telah menjadi standar global dalam industri penerbangan, dan penggunaannya telah memajukan teknologi penerbangan secara signifikan.
Habibie dan Industri Penerbangan Indonesia
BJ Habibie tidak hanya terkenal dengan penemuan teorinya di luar negeri, tapi juga di Indonesia. Ia menjadi sosok penting dalam upaya pembuatan pesawat terbang produksi dalam negeri. Lewat PT Dirgantara Indonesia (dahulu PT Industri Pesawat Terbang Nusantara), Habibie melahirkan pesawat N-250 Gatotkaca pada permulaan era 90an. Pesawat yang dirancang dan diproduksi di dalam negeri ini telah memberikan harapan dan impian bagi dunia penerbangan Indonesia.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, BJ Habibie adalah salah satu penemu teori yang telah memberikan kontribusi besar tidak hanya untuk industri penerbangan global, namun juga bagi perkembangan teknologi dan industri di Indonesia. Meski tak lagi berada di dunia, namun teori dan penemuannya di bidang aeronautika masih terus dipergunakan dan dikembangkan, menciptakan standar baru dalam dunia penerbangan. Sangat tepat jika kita mengenang BJ Habibie sebagai salah satu pilar penting dalam perkembangan teknologi Indonesia.