Demokrasi, dalam definisi paling murni, adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan dipegang langsung oleh rakyat. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi dan masyarakat, cara-cara baru telah diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi dan efektivitas demokrasi. Salah satu aspek kunci dari tahapan ini adalah kecerdasan dalam mengatur dan menyelenggarakan demokrasi tersebut.
Mengatur demokrasi menuntut pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip demokrasi, berharap memaksimalkan keterlibatan dan menghormati keberagaman pemikiran dan opini. Hal ini membutuhkan kecerdasan dalam bentuk keterampilan sosial dan politik. Menyelenggarakan demokrasi, di sisi lain, adalah tentang logistik dan manajemen, termasuk memastikan semua orang memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, serta memastikan prosesnya berjalan lancar dan transparan. Ini juga menuntut kecerdasan, tetapi dalam bentuk kognitif dan operasional.
Pertama-tama, kecerdasan dalam mengatur demokrasi dapat dilihat melalui penggunaan teknologi canggih dan metode baru dalam mengumpulkan dan menganalisis opini publik. Selain itu, pendekatan yang cerdas juga melihat bagaimana lingkungan sosial dan politik dapat memengaruhi cara orang berpartisipasi dalam proses demokratis, dan mencari cara untuk mendorong partisipasi yang lebih inklusif dan utuh.
Kedua, kecerdasan dalam menyelenggarakan demokrasi berarti menghadapi dan memecahkan tantangan kepemimpinan dan manajemen. Misalnya, teknik cerdas digunakan untuk memastikan infrastruktur pemungutan suara bekerja dengan baik, sistem pemungutan suara dikelola dengan baik, dan integritas prosesnya dipertahankan.
Namun demikian, menurut perspektif tertentu, kecerdasan dalam mengatur dan menyelenggarakan demokrasi ini menjadi suatu keharusan. Hal ini disebabkan oleh evolusi masyarakat dan teknologi membuat tuntutan pada model demokrasi yang ada semakin besar dan kompleks. Dalam era digital ini, tantangan proses demokrasi bukan lagi sebatas logistik dan geografis, tetapi juga soal bagaimana memastikan bahwa proses tersebut tetap relevan, transparan, dan dapat diakses oleh semua elemen masyarakat.
Dalam konteks ini, kecerdasan harus menjadi panduan bagi pelaksanaan demokrasi. Begitu juga dengan persepsi dan tindakan masyarakat yang harus sadar dan menerima bahwa demokrasi bukan hanya sebatas hak, tetapi juga kewajiban untuk berpartisipasi dan mengemukakan aspirasi.
Jadi, jawabannya apa?
Jawabannya adalah bahwa dalam mengatur dan menyelenggarakan demokrasi, diperlukan kecerdasan dalam berbagai aspek, baik sosial, politik, maupun operasional. Kecerdasan ini merupakan prasyarat untuk demokrasi yang sehat, responsif, dan inklusif. Dengan demikian, semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu mengakui dan memahami pentingnya kecerdasan dalam proses demokrasi.