Diskusi

Dalam Pembelajaran dengan Paradigma Baru, Asesmen Ditempatkan Sebagai Berikut, Kecuali

41
×

Dalam Pembelajaran dengan Paradigma Baru, Asesmen Ditempatkan Sebagai Berikut, Kecuali

Sebarkan artikel ini
Dalam Pembelajaran dengan Paradigma Baru, Asesmen Ditempatkan Sebagai Berikut, Kecuali

Dunia pendidikan terus berubah dan berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi dan pemahaman baru tentang cara kerja pikiran manusia. Salah satu aspek yang mengalami perubahan signifikan adalah pendekatan terhadap asesmen, atau evaluasi. Pada paradigma baru dalam pembelajaran, asesmen ditempatkan dalam beberapa posisi yang berbeda dengan cara tradisional, dengan beberapa pengecualian.

Pertama, dalam paradigma baru, asesmen ditempatkan sebagai batu loncatan untuk belajar, bukan sebagai batu sandungan. Hal ini berbeda dengan pendekatan tradisional di mana asesmen seringkali dilihat sebagai sesuatu yang harus ditakuti dan dihindari. Dalam paradigma baru, gurauan mengenalikan asesmen sebagai alat untuk membantu siswa memahami apa yang mereka ketahui dan apa yang harus mereka pelajari selanjutnya. Dalam konteks ini, asesmen bukanlah hambatan untuk belajar tetapi justru sebaliknya, yaitu pendukung dalam proses belajar.

Selanjutnya, asesmen tidak lagi dipandang sebagai penilaian akhir tetapi sebagai proses berkelanjutan. Siswa terus menerus dinilai untuk melihat kemajuan mereka, bukan hanya pada akhir semester atau tahun ajaran. Ini membantu guru dan siswa untuk menyesuaikan pengajaran dan belajar mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

Namun, ada satu pengecualian dalam penempatan asesmen pada paradigma baru ini. Dalam pendekatan tradisional, asesmen seringkali terfokus pada hasil, seperti nilai tes. Dalam paradigma baru, sementara ada penekanan yang lebih besar pada proses, hasil masih menjadi faktor penting. Inilah pengecualian: dalam paradigma baru, asesmen tidak ditempatkan sebagai faktor yang tidak mempertimbangkan hasil.

Meski demikian, penting untuk diingat bahwa nilai dan hasil tidak lagi menjadi tujuan utama asesmen. Sebaliknya, mereka dianggap sebagai indikator kemajuan dan pencapaian, bukan sebagai tujuan akhir dalam diri mereka sendiri. Dengan cara ini, paradigma baru berusaha untuk menyeimbangkan antara proses dan hasil, menekankan pentingnya keduanya dalam pendidikan yang efektif dan bermakna.

Jadi, jawabannya apa? Dalam paradigma baru untuk asesmen dalam pendidikan, asesmen ditempatkan sebagai batu loncatan untuk belajar, sebagai proses yang berkelanjutan, dan juga mempertimbangkan hasil. Namun, berbeda dengan pendekatan tradisional, hasil bukan lagi fokus utama tetapi sebagai bagian dari keseluruhan proses belajar dan asesmen.