Diskusi

Dalam Percakapan Coaching, Fokus dan Pusat Komunikasi adalah pada Peserta Didik, Yaitu sebagai Mitra Bicara: Mengesampingkan Penilaian, Penghakiman, Pelabelan, dan Asumsi sebagai Kemampuan Inti Coaching

53
×

Dalam Percakapan Coaching, Fokus dan Pusat Komunikasi adalah pada Peserta Didik, Yaitu sebagai Mitra Bicara: Mengesampingkan Penilaian, Penghakiman, Pelabelan, dan Asumsi sebagai Kemampuan Inti Coaching

Sebarkan artikel ini
Dalam Percakapan Coaching, Fokus dan Pusat Komunikasi adalah pada Peserta Didik, Yaitu sebagai Mitra Bicara: Mengesampingkan Penilaian, Penghakiman, Pelabelan, dan Asumsi sebagai Kemampuan Inti Coaching

Semakin berkembangnya dunia pendidikan dan dunia kerja, peranan seorang guru maupun mentor tidak hanya terfokus pada pemberian pelajaran atau materi, melainkan menjadi lebih kompleks. Salah satu perubahan yang signifikan adalah kehadiran konsep coaching dalam lingkup pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia. Coaching merupakan sebuah proses komunikasi dan dukungan yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi adalah pada peserta didik sebagai mitra bicara. Salah satu kemampuan inti dalam coaching adalah mengesampingkan penilaian, penghakiman, pelabelan, dan asumsi terhadap peserta didik.

Peserta Didik Sebagai Mitra Bicara

Peserta didik dalam konteks coaching ditempatkan sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran dan pengembangan. Mereka diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri dan menceritakan tentang keyakinan, harapan, kesulitan, dan hambatan yang mereka hadapi dalam proses belajar.

Dalam percakapan coaching, seorang guru atau mentor berusaha untuk tidak mendominasi pembicaraan dan justru memposisikan diri sebagai pendengar yang aktif. Pendekatan ini memungkinkan peserta didik untuk merasa lebih nyaman, dihargai, dan didengar. Sebagai hasilnya, mereka akan lebih terbuka dan merasa lebih didorong untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Mengesampingkan Penilaian, Penghakiman, Pelabelan, dan Asumsi

Sebagai seorang guru atau mentor yang mengedepankan peran coaching, mengesampingkan penilaian, penghakiman, pelabelan, dan asumsi sangatlah penting. Berikut beberapa alasan mengapa kemampuan ini sangat penting dalam percakapan coaching:

  1. Mendorong Kepercayaan dan Keterbukaan

    Ketika seorang guru atau mentor mampu mengesampingkan penilaian dan penghakiman, peserta didik akan merasa lebih aman dan nyaman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Hal ini akan mendorong terbentuknya hubungan yang saling percaya antara kedua belah pihak.

  2. Meningkatkan Kualitas Komunikasi

    Dengan menghindari asumsi dan pelabelan, seorang guru atau mentor akan lebih mampu memahami sudut pandang dan kebutuhan peserta didik. Ini akan meningkatkan kualitas komunikasi antara keduanya, membantu menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien.

  3. Mempromosikan Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis

    Dalam proses coaching, salah satu tujuan utama adalah untuk membantu peserta didik mengembangkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Ketika seorang guru atau mentor bebas dari penilaian dan penghakiman, mereka akan lebih mampu untuk mendorong peserta didik mencari solusi yang inovatif dan menghadapi tantangan yang sulit.

Kesimpulan

Kemampuan mengesampingkan penilaian, penghakiman, pelabelan, dan asumsi merupakan salah satu kompetensi inti dalam percakapan coaching. Dengan melibatkan peserta didik sebagai mitra bicara, seorang guru atau mentor dapat membangun kepercayaan, meningkatkan kualitas komunikasi, dan mendukung pengembangan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Melalui pendekatan coaching ini, peserta didik akan merasa lebih dihargai dan didukung dalam mencapai tujuan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *