Daulah Abbasiyah, atau kekhalifahan Abbasiyah, berdiri pada tahun 750 hingga 1258 M dan menjadi salah satu kekhalifahan paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Salah satu prestasi penting dari dinasti ini adalah mengubah Kota Baghdad menjadi pusat peradaban dunia. Pada masa kejayaannya, Baghdad adalah kota terbesar dan terkaya di dunia, menjadi pusat ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan perdagangan. Lalu, bagaimana cara Daulah Abbasiyah mengembangkan kota ini hingga mencapai tingkat kemajuan yang luar biasa? Berikut ini beberapa caranya:
1. Perencanaan Kota yang Matang
Salah satu alasan mengapa Baghdad menjadi pusat peradaban ialah karena perencanaan kota yang sempurna. Al-Mansur, khalifah kedua dari dinasti Abbasiyah, merancang kota ini dengan pertimbangan yang matang. Struktur kota dibuat dalam bentuk lingkaran dengan benteng dan parit yang kuat, serta memperhatikan aspek-aspek penting seperti sanitasi, sumber air, dan sistem irigasi. Desain kota yang rapi dan canggih menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkembangnya peradaban.
2. Penggabungan Berbagai Budaya dan Pengetahuan
Daulah Abbasiyah terkenal akan keragaman budaya dan pengetahuannya. Banyak ilmuwan, filsuf, dan seniman dari berbagai bangsa yang hijrah ke Baghdad untuk mengembangkan dan berbagi pengetahuan mereka. Keberhasilan kebijakan ini terlihat dari banyaknya perpustakaan, madrasah (sekolah), dan perguruan tinggi di kota tersebut. Selain itu, terjadi pula penerjemahan karya-karya dari berbagai bangsa seperti Yunani, Romawi, Persia, dan India, yang kemudian menjadi dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era ini.
3. Perekonomian yang Dinamis
Baghdad menjadi pusat perdagangan utama di dunia pada masa itu, terhubung dengan jaringan perdagangan internasional yang luas. Kekayaan dan sumber daya yang mengalir dari perdagangan ini digunakan untuk membiayai pengembangan infrastruktur, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Hal ini berarti bahwa kota ini selalu memiliki sumber daya yang cukup untuk mempertahankan dan meningkatkan kehidupan masyarakatnya, serta menarik lebih banyak orang dari berbagai latar belakang untuk menetap di sana.
4. Pemimpin yang Visioner
Pemimpin-pemimpin Daulah Abbasiyah yang visioner merupakan kunci utama keberhasilan pengembangan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Mereka menyadari pentingnya pengetahuan dan kebudayaan bagi kemajuan sebuah bangsa, sehingga mereka secara aktif mendukung dan menginvestasikan sumber daya pada bidang ini. Penguasa yang nampak jelas mendukung pelbagai usaha ini adalah khalifah Al-Ma’mun, yang mendirikan Bayt al-Hikmah, perpustakaan dan pusat penelitian terkenal yang menjadi simbol kemajuan ilmu pengetahuan di dunia.
Dengan demikian, kombinasi dari perencanaan kota yang matang, penggabungan berbagai budaya dan pengetahuan, perekonomian yang dinamis, serta kepemimpinan yang visioner, telah berhasil menjadikan Baghdad pusat peradaban dunia pada masanya. Di balik kejayaan Daulah Abbasiyah, peran penting Kota Baghdad menjadi salah satu faktor utama yang membuat dunia tak pernah melupakan warisan peradaban yang gemilang ini.
Jadi, jawabannya apa? Secara keseluruhan, mengembangkan kota menjadi pusat peradaban dunia tidak hanya memerlukan sumber daya dan strategi yang tepat, tetapi juga pemimpin yang visioner yang mampu menggerakkan masyarakat untuk terus berkembang dan mencapai kejayaan.