Kalimat objektif adalah kalimat yang menyampaikan fakta atau informasi yang dapat dibuktikan dan tidak dipengaruhi oleh perasaan atau opini pribadi penulis. Sebaliknya, kalimat subjektif berisi opini, perasaan, dan penilaian penulis.
Sebelum kita menentukan apakah kalimat ini masuk ke dalam kalimat objektif atau subjektif, kita perlu memahami arti atau interpretasi dari kalimat: “Di dalam bus ini, mungkin tidak ada satu pun penumpang yang peduli pada keselamatan orang lain.”
Kalimat ini secara implisit memberikan penilaian atau opini. Kalimat ini mencakup asumsi atau penilaian tentang perasaan atau sikap penumpang bus, yaitu bahwa mereka mungkin tidak peduli pada keselamatan orang lain. Hal ini sulit untuk diverifikasi atau dibuktikan, karena perasaan dan opini seseorang tidak dapat diukur atau diverifikasi secara objektif.
Berangkat dari pengertian tersebut, kalimat: “Di dalam bus ini, mungkin tidak ada satu pun penumpang yang peduli pada keselamatan orang lain.” bukanlah kalimat objektif, tetapi lebih mengarah pada kalimat subjektif.
Kalimat itu adalah pernyataan subjektif karena didasarkan pada interpretasi atau opini penulis tentang sikap penumpang bus, bukan fakta yang dapat diperiksa atau diverifikasi. Kalimat objektif harus didasarkan pada fakta dan tidak dipengaruhi oleh emosi atau opini penulis, sementara kalimat ini jelas dipengaruhi oleh sudut pandang dan interpretasi penulis.
Jadi, jawabannya apa? Kalimat: “Di dalam bus ini, mungkin tidak ada satu pun penumpang yang peduli pada keselamatan orang lain.” masuk ke dalam kategori kalimat subjektif, bukan objektif.