Diskusi

Di Era Modern Saat Ini, Membuka Aib Bukan Saja Hanya Sekedar Dari Lisan, Tetapi Bisa Melalui Jari-Jari yang Diposting ke Media Sosial. Itulah Sebabnya, Kita Sebagai Seorang Muslim Harus Sangat Selektif Menggunakannya

433
×

Di Era Modern Saat Ini, Membuka Aib Bukan Saja Hanya Sekedar Dari Lisan, Tetapi Bisa Melalui Jari-Jari yang Diposting ke Media Sosial. Itulah Sebabnya, Kita Sebagai Seorang Muslim Harus Sangat Selektif Menggunakannya

Sebarkan artikel ini
Di Era Modern Saat Ini, Membuka Aib Bukan Saja Hanya Sekedar Dari Lisan, Tetapi Bisa Melalui Jari-Jari yang Diposting ke Media Sosial. Itulah Sebabnya, Kita Sebagai Seorang Muslim Harus Sangat Selektif Menggunakannya

Era modern saat ini diwarnai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Salah satu produknya adalah media sosial, yang diyakini memiliki peran penting dalam membentuk pandangan dan perilaku masyarakat. Bahkan, tidak berlebihan apabila dikatakan, media sosial kini merupakan titik sentral pengaruh budaya, hingga kehidupan pribadi seseorang. Sayangnya, seringkali teknologi ini digunakan untuk membuka aib, bukan hanya melalui lisan, tetapi juga melalui postingan atau ‘tangan’ digital pada media sosial.

Sebagai seorang Muslim, nash agama kita menuntun untuk menjaga aib dan privasi setiap individu. Konsep tersebut dilambangkan dengan nilai-nilai dan etika perilaku yang diajarkan oleh Islam, yakni menjunjung tinggi moral, etika, dan respek terhadap sesama manusia. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak membuka aib orang lain, tanpa terkecuali.

Hal ini perlu diperhatikan karena membuka aib tidak hanya berdampak pada aspek moral dan etika, tetapi juga dapat mempengaruhi reputasi, hingga menimbulkan dampak psikologis yang signifikan pada individu yang bersangkutan. Al-Qur’an juga menegaskan hal ini dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menguping, dan janganlah mencari-cari aib orang. Adakah seseorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Kamu tentu merasa jijik padanya. Maka takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Pengasih.”

Dengan intensifnya penggunaan media sosial saat ini, termasuk oleh kaum Muslimin, semakin penting bagi kita untuk menjadi selektif dan bijaksana dalam menggunakan media sosial. Berikut beberapa praktik yang dapat dilakukan:

  1. Menggunakan Bahasa yang Baik dan Sopan: Media sosial dapat menjadi jendela tentang karakter dan identitas penggunanya. Oleh karena itu, berkomunikasi dengan baik dan sopan menjadi penting.
  2. Tidak Menyebarkan Aib atau Gosip: Sesuai ajaran Islam, melindungi privasi dan tidak membuka aib orang lain adalah sikap yang harus dijalani oleh setiap Muslim.
  3. Selektif dalam Berbagi Informasi Pribadi: Sebisa mungkin, seorang muslim harus menjaga informasi pribadi untuk dirinya sendiri dan orang-orang terdekat.
  4. Penggunaan Media Sosial untuk Hal Positif: Media sosial dapat digunakan untuk berbagi kebaikan, berdakwah, berbagi informasi bermanfaat, dan lain sebagainya, bukan untuk menyebarkan hal-hal negatif.

Terakhir, penting untuk selalu mengingat bahwa media sosial adalah alat, dan alat tersebut dapat digunakan untuk baik atau buruk, tergantung pada pemakainya. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, kita harus secara terus menerus belajar dan berusaha untuk menggunakan alat ini dengan bijaksana dan etis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *