Pengetahuan

Gas Hasil Pembakaran Bahan Bakar Fosil yang Menyebabkan Terjadinya Hujan Asam Adalah

47
×

Gas Hasil Pembakaran Bahan Bakar Fosil yang Menyebabkan Terjadinya Hujan Asam Adalah

Sebarkan artikel ini
Gas Hasil Pembakaran Bahan Bakar Fosil yang Menyebabkan Terjadinya Hujan Asam Adalah

Konsumsi bahan bakar fosil menjadi salah satu pencetus permasalahan lingkungan, diantaranya terjadinya hujan asam. Hujan asam sendiri merupakan salah satu fenomena alam yang dipicu oleh polusi udara. Polutan yang menjadi penyebab utama hujan asam sebagian besar adalah hasil dari pembakaran bahan bakar fosil. Lalu, gas apa sajakah yang menjadi penyebab terjadinya fenomena ini?

Dioksida Belerang (SO2)

Gas dioksida belerang atau SO2 dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dan minyak bumi. Industri yang memanfaatkan bahan bakar ini menjadi kontributor utama emisi SO2, seperti pembangkit listrik tenaga uap dan pabrik-pabrik besar. Ketika dilepaskan ke atmosfer, gas ini akan bereaksi dengan air, oksigen dan berbagai zat lain untuk membentuk asam sulfat yang kemudian turun dalam bentuk hujan asam.

Dioksida Nitrogen (NO2)

Selain SO2, gas lain yang menjadi penyebab terjadinya hujan asam adalah dioksida nitrogen (NO2). Sumber emisi utama NO2 adalah kendaraan bermotor. Dalam proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin kendaraan, nitrogen dan oksigen yang umumnya ada dalam udara bereaksi pada suhu tinggi dan membentuk NO2. Sama seperti SO2, NO2 juga dapat bereaksi dengan berbagai zat lain dalam atmosfer dan menghasilkan hujan asam.

Karbon Dioksida (CO2)

Walaupun tidak secara langsung, gas karbon dioksida juga berkontribusi terhadap terjadinya hujan asam. CO2 yang dilepas ke atmosfer akan menimbulkan efek pemanasan global. Peningkatan suhu global inilah yang berdampak pada siklus air, sehingga mempengaruhi frekuensi dan intensitas hujan asam.

Meskipun hujan asam merupakan dampak negatif dari pembakaran bahan bakar fosil, teknologi dan regulasi berkelanjutan telah berkontribusi dalam mengurangi emisi gas-gas tersebut. Selain itu, transisi ke energi terbarukan juga menjadi solusi penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi fenomena hujan asam.

Jadi, jawabannya apa? Hujan asam terjadi akibat gas-gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, yakni Dioksida Belerang (SO2), Dioksida Nitrogen (NO2), dan Karbon Dioksida (CO2).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *