Sekolah

Gempa yang Terjadi di Palu dan Donggala Disebabkan oleh Pergerakan Sesar Palu-Koro yang Memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu. Sebagian Segmen Sesar Menjorok ke Lautan di Teluk Palu. Ketika Gelombang Gempa Menjalar Sepanjang Sesar, Maka Bagian yang Menjorok ke Laut Ikut Bergetar dan Memicu Tsunami Karena Terjadi Longsoran di Bawah Laut. Prinsip Geografi yang Sesuai Fenomena Tersebut Adalah Prinsip…

26
×

Gempa yang Terjadi di Palu dan Donggala Disebabkan oleh Pergerakan Sesar Palu-Koro yang Memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu. Sebagian Segmen Sesar Menjorok ke Lautan di Teluk Palu. Ketika Gelombang Gempa Menjalar Sepanjang Sesar, Maka Bagian yang Menjorok ke Laut Ikut Bergetar dan Memicu Tsunami Karena Terjadi Longsoran di Bawah Laut. Prinsip Geografi yang Sesuai Fenomena Tersebut Adalah Prinsip…

Sebarkan artikel ini
Gempa yang Terjadi di Palu dan Donggala Disebabkan oleh Pergerakan Sesar Palu-Koro yang Memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu. Sebagian Segmen Sesar Menjorok ke Lautan di Teluk Palu. Ketika Gelombang Gempa Menjalar Sepanjang Sesar, Maka Bagian yang Menjorok ke Laut Ikut Bergetar dan Memicu Tsunami Karena Terjadi Longsoran di Bawah Laut. Prinsip Geografi yang Sesuai Fenomena Tersebut Adalah Prinsip…

Gempa yang terjadi di Palu dan Donggala pada September 2018 merupakan salah satu bencana alam yang paling menghancurkan dalam sejarah Indonesia. Gempa berkekuatan 7,5 skala richter ini mempengaruhi lebih dari 2,4 juta orang dan mengakibatkan lebih dari 4.300 korban jiwa. Salah satu faktor yang menyebabkan kehancuran dalam skala luas ini adalah adanya pergerakan sesar Palu-Koro yang memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu.

Sesar Palu-Koro adalah sebuah sesar aktif yang menjadi batas antara lempeng Asian dan lempeng Indonesia. Sesumbar sesar ini menjorok ke lautan di Teluk Palu. Ketika gempa terjadi, sebagian dari sesumbar yang menjorok ke laut mengalami pergerakan yang cukup kuat, mengakibatkan butiran tanah dan lapisan di bawah laut bergeser serta terjadi longsoran. Pergeseran dan longsoran ini menyebabkan peningkatan volume air di dalam laut secara tiba-tiba yang kemudian mengakibatkan tsunami setinggi 4-7 meter.

Fenomena yang terjadi dalam kasus ini bisa dianalisis menggunakan prinsip geografi yang relevan. Prinsip yang paling sesuai adalah prinsip interaksi antara sistim gunung dan lembah yang menghasilkan pergerakan serta runtuhan gunung sehingga memicu tsunami.

Prinsip ini menggambarkan bagaimana interaksi antara sistem gunung (dalam hal ini, sesar Palu-Koro) dan sistem lembah (dalam hal ini, dasar laut Teluk Palu) dapat menyebabkan pergerakan yang cukup signifikan sehingga menimbulkan kejadian alam yang fatal, seperti tsunami. Interaksi ini kemudian bisa menjadi fokus bagi para peneliti untuk lebih memahami mekanisme yang ada di balik pergerakan sesar dan menghasilkan strategi pengurangan risiko bencana di masa depan.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah prinsip interaksi antara sistim gunung dan lembah yang menghasilkan pergerakan serta runtuhan gunung sehingga memicu tsunami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *