Dalam bidang genetika, istilah-istilah teknis sering digunakan untuk mendeskripsikan konsep-konsep yang kompleks. Salah satu contoh adalah gen yang berfungsi sebagai pasangan dengan bentuk alternatif terhadap sesamanya dan berada pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog. Dalam istilah sederhana, ini merujuk ke konsep alel[1%5E][2%5E].
Setiap organisme memiliki dua alel untuk setiap gen, satu diwariskan dari ayah, dan yang lainnya dari ibu. Alel ini berfungsi sebagai variasi dari gen yang sama dan bisa bersifat dominan atau resesif. Artinya, satu alel dapat menonjol dan menentukan fenotipe, atau karakteristik fisik organisme, sementara alel yang lain mungkin tidak ada efeknya sama sekali[3%5E].
Konsep ini merupakan bagian penting dari hukum Mendel tentang genetika, yang menjelaskan bagaimana sifat-sifat diturunkan dari orangtua ke anaknya. Ada tiga jenis kemungkinan genotipe yang dapat dimiliki suatu individu: homozygot dominan, homozygot resesif, dan heterozygot[2%5E].
Pada suatu individu, kedua alel di lokus yang sama pada kromosom homolog dapat sama (homozygot) atau berbeda (heterozygot). Alel yang sama berarti individu tersebut mempunyai dua salinan gen yang sama, tergantung apakah alel tersebut bersifat dominan atau resesif, individu tersebut akan menunjukkan sifat dari gen tersebut[3%5E].
Satu kuncinya adalah posisi alel pada kromosom. Alel untuk suatu sifat tertentu terletak pada lokus yang sama pada kedua kromosom homolog. Misalnya, jika kromosom satu memiliki alel untuk mata biru di lokus tertentu, maka kromosom homolog juga akan memiliki alel untuk warna mata di lokus yang sama[1%5E][2%5E][3%5E].
Jadi, jawabannya apa? Gen yang merupakan pasangan dari bentuk alternatif terhadap sesamanya dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog dikenal sebagai alel.
Sources:
- Soal Kimia
- Roboguru
- Ruang Guru
