Sosial

Gunting Syafruddin: Kebijakan Ekonomi yang Berupa

44
×

Gunting Syafruddin: Kebijakan Ekonomi yang Berupa

Sebarkan artikel ini
Gunting Syafruddin: Kebijakan Ekonomi yang Berupa

Gunting Syafruddin merupakan kebijakan ekonomi yang berupa pemotongan atau pengurangan harga bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari pada masa pemerintahan Soekarno. Kebijakan ini dinamakan Gunting Syafruddin karena diberlakukan oleh Menteri Perdagangan saat itu, Syafruddin Prawiranegara, sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi inflasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1957.

Latar Belakang Kebijakan Gunting Syafruddin

Terdapat beberapa faktor latar belakang yang membuat pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, mengadopsi kebijakan ekonomi Gunting Syafruddin. Berikut merupakan beberapa faktor tersebut:

  1. Inflasi Tinggi: Pada tahun 1957, Indonesia mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi, yang sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat. Harga-harga kebutuhan sehari-hari melonjak naik, dan daya beli masyarakat menurun.
  2. Pengaruh Perjuangan Kemerdekaan: Masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia menghadapi berbagai permasalahan akibat pertempuran yang berkepanjangan. Salah satunya adalah infrastruktur yang rusak, sehingga menghambat produktivitas perdagangan dan ekonomi.
  3. Kurangnya Stabilitas Moneter: Terdapat tekanan pada perekonomian Indonesia, terutama pada sektor moneter. Instabilitas nilai tukar rupiah menjadi salah satu penyebab yang membuat perekonomian semakin tidak stabil.

Pelaksanaan Kebijakan Gunting Syafruddin

Untuk mengatasi masalah ekonomi, Syafruddin Prawiranegara melaksanakan kebijakan Gunting Syafruddin dengan beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Pemotongan Harga: Pemerintah memutuskan untuk melakukan pemotongan harga bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari, seperti beras, minyak tanah, dan gula. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan harga kebutuhan masyarakat agar tetap terjangkau.
  2. Pembatasan Impor: Pemerintah menerapkan kebijakan proteksionisme dengan membatasi jumlah impor. Tujuannya adalah untuk mendorong produksi lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor yang bisa menambah beban inflasi.
  3. Subsidi Pangan: Pemerintah memberikan subsidi langsung kepada produsen atau penjual bahan pokok untuk membantu mengendalikan harga.
  4. Pengendalian Jalur Distribusi: Pengawasan dan pengendalian jalur distribusi bahan pokok, untuk memastikan ketersediaan dan harga yang stabil.

Dampak Kebijakan Gunting Syafruddin

Kebijakan Gunting Syafruddin berhasil meredam inflasi dan mengendalikan harga bahan pokok. Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak negatif sebagai berikut:

  1. Penimbunan Barang: Beberapa pedagang menimbun barang ketika pemerintah menetapkan harga, lalu menjualnya kembali di pasar gelap dengan harga yang lebih tinggi, untuk memperoleh keuntungan.
  2. Kurangnya Kebebasan Pasar: Implementasi kebijakan Gunting Syafruddin membuat kebebasan pasar terbatas, yang akhirnya menciptakan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Secara keseluruhan, kebijakan Gunting Syafruddin merupakan salah satu kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan inflasi. Meskipun demikian, dampak positif dan negatifnya perlu diperhatikan dan dinilai secara objektif, agar pelajaran dapat diambil untuk kebijakan ekonomi di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *