Hari Pangan Sedunia, yang dirayakan setiap tanggal 16 Oktober, bukanlah peristiwa baru yang tiba-tiba muncul. Sejarahnya dimulai jauh di belakang sejak Konferensi FAO ke-20 yang diselenggarakan pada bulan November tahun 1976. Hal ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global tentang masalah kelaparan dan malnutrisi yang melanda berbagai belahan dunia.
Sejarah Hari Pangan Sedunia
FAO, atau Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, membentuk Hari Pangan Sedunia pada konferensinya yang ke-20 pada November 1976. Tujuannya adalah untuk memperingati pendirian FAO oleh PBB pada tahun 1945. Pada tanggal tersebut, negara-negara dari berbagai penjuru dunia dipanggil untuk berkontribusi dalam upaya melawan kelaparan dan malnutrisi.
Mereka diminta untuk mencurahkan lebih banyak perhatian dan sumber daya untuk mencapai “Hak atas Pangan,” sebuah konsep yang didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia dan diperkenalkan oleh FAO. Harapan dari perayaan ini adalah untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke makanan yang cukup dan bergizi, yang merupakan hak fundamental mereka.
Pentingnya Hari Pangan Sedunia
Peringatan Hari Pangan Sedunia menjadi penting seiring peningkatan krisis pangan yang dialami oleh banyak negara di dunia. Kelaparan dan malnutrisi bukan hanya masalah negara-negara miskin atau berkembang, tapi juga mempengaruhi negara-negara maju. Lebih dari 820 juta orang di seluruh dunia masih mengalami masalah kelaparan dan malnutrisi.
Hari Pangan Sedunia dimaksudkan untuk menginspirasi aksi global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang kedua yaitu: “Menghapus semua bentuk kelaparan dan malnutrisi pada tahun 2030.” Para pemimpin dunia diminta untuk berkomitmen dalam memerangi kelaparan dan malnutrisi, dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi.
Dengan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan tujuan Hari Pangan Sedunia, kita semua dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memerangi kelaparan dan malnutrisi. Baik itu melalui donasi, sukarelawan, atau bahkan hanya berkicau tentang masalah ini dalam media sosial.
Selain itu, kita juga harus memahami bahwa setiap individu memiliki peran mereka sendiri dalam mencapai “Hak atas Pangan.” Melalui perilaku konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan, kita dapat membantu memastikan bahwa makanan ada untuk semua, sekarang dan di masa mendatang.
Penutup
Sebuah langkah kecil mungkin tampak tidak signifikan. Namun, jika kita semua melakukan langkah-langkah kecil ini dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa membuat perubahan besar dalam memerangi kelaparan dan malnutrisi.
Jadi, jawabannya apa? Simple. Semua orang mempunyai peran dan tanggung jawab dalam upaya untuk mengakhiri kelaparan dan malnutrisi. Mari bersama-sama berkontribusi dalam memastikan bahwa setiap individu memiliki akses terhadap makanan yang cukup dan bergizi, demi masa depan kita bersama.