Garis Wallace dan Lydekker merupakan dua garis imajiner yang digunakan oleh para biolog dan geologis untuk mendefinisikan kawasan biogeografis dalam penelitian mereka. Garis-garis ini digunakan untuk menunjukkan batas perbedaan spesies hewan dan tumbuhan.
Garis Wallace
Alfred Russel Wallace, seorang naturalis Inggris, pada tahun 1859 mengidentifikasi dan memplot garis yang memisahkan fauna Asia dari Australia. Garis ini dikenal sebagai Garis Wallace. Jalur ini mengutub utara dari selat Lombok antara Bali dan Lombok, melanjutkan ke Teluk Tomini di Sulawesi, dan berakhir di Laut Halmahera timur.
Diantara spesies yang berasal dari kawasan ini antara lain adalah orangutan Borneo, komodo, dan berbagai jenis burung seperti Jalak Bali dan Kakatua raja.
Garis Lydekker
Sedangkan garis Lydekker dinamai dari nama Richard Lydekker, seorang geolog dan ahli hewan berdarah panas asal Inggris. Garis ini berjalan dari ujung timur laut Pulau Papua/New Guinea, melalui dasar Laut Banda dan berakhir di timur Laut Arafura.
Kawasan ini kaya dengan berbagai spesies khas seperti, Kangguru pohon, Casuarius atau burung kasuari, dan Cendrawasih.
Garisan Wallace dan Lydekker mungkin adalah garis imajiner namun memiliki kontribusi signifikan dalam studi biogeografi, dalam memahami bagaimana spesies-spesies berbeda berkembang dan menyebar. Dengan mengetahui batas distribusi spesies di dunia, kita dapat lebih memahami bagaimana evolusi dan spesiasi berlangsung.
Selain itu, pengetahuan ini juga penting dalam upaya konservasi, dimana dengan mengenali batas geografis suatu spesies, kita dapat membuat langkah-langkah perlindungan dan pemuliharaan yang lebih tepat dan efektif.
Jadi, jawabannya apa? Kawasan yang dibatasi oleh garis imajiner Wallace dan Lydekker adalah rumah bagi beragam spesies yang unik dan khas. Dari orangutan Borneo sampai Cendrawasih, semua memberikan gambaran menarik dan berharga tentang sejarah dan evolusi kehidupan di Planet Bumi ini.
