Islam, agama yang dianut oleh hampir seperlima penduduk dunia, tidak hanya merupakan sistem kepercayaan, tetapi juga cara hidup yang lengkap. Sebagai bagian dari ajarannya, Islam sangat mendorong pengajaran dan pengetahuan, sehingga menggalakkan berpikir kritis, meneliti dan mengkaji segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan Allah SWT.
Berpikir Kritis dalam Islam
Islam sangat menghargai pengetahuan dan pemikiran kritis. Faktanya, banyak ayat dalam Al-Quran mengajak umat manusia untuk merenung dan bertafakur. Contoh ayat yang paling sering diutip untuk mendukung hal ini adalah QS Al-Imran: 190-191 yang berbunyi: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia…’“
Meneliti dan Mengkaji dalam Islam
Selain berpikir kritis, Islam juga sangat menekankan pentingnya meneliti dan mengkaji. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran, surat Al-Baqarah ayat 164: “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut untuk kepentingan manusia, dan apa-apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi setelah mati (kering), lalu Dia tumbuhkan di bumi itu segala jenis hewan, dan perpindahan angin, dan awan yang ditundukkan di antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.“
Seperti yang tercantum di atas, Islam mendorong kita untuk menyelidiki dan memahami dunia alam semesta, mulai dari langit dan bumi, hingga makhluk hidup dan proses alam lainnya.
Batas Berpikir dalam Islam
Namun, ada batas-batas tertentu dalam berpikir dan meneliti dalam Islam. Sebagai contoh, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk mempertanyakan detail penciptaan Allah SWT dan esensiNya. Hal ini karena pemahaman manusia tentang realitas metafisik sangat terbatas, dan mencoba memahaminya hanya akan mengakibatkan keraguan dan kebingungan. Ali bin Abi Thalib pernah mengingatkan, “Berpikirlah tentang ciptaan Allah, bukan tentang Allah, untuk engkau tidak akan mampu merenungNya sebagaimana adanya.“
Kesimpulan
Dengan demikian, Islam sangat mendukung berpikir kritis, meneliti, dan mengkaji segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan Allah SWT. Namun, perlu juga dipahami bahwa ada batasan-batasan tertentu yang harus dihormati dalam proses berpikir kritis dan meneliti ini. Ini memperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang seimbang, menghargai pengetahuan dan pemikiran kritis, sementara juga memberi batas pada hal-hal yang melampaui kemampuan pengertian manusia.