Diskusi

Islam Sangat Menggalakkan untuk Berpikir Kritis, Meneliti serta Mengkaji Segala Hal yang Terkait dengan Makhluk Ciptaan Allah SWT, Tetapi Dilarang Memikirkan Tentang …

48
×

Islam Sangat Menggalakkan untuk Berpikir Kritis, Meneliti serta Mengkaji Segala Hal yang Terkait dengan Makhluk Ciptaan Allah SWT, Tetapi Dilarang Memikirkan Tentang …

Sebarkan artikel ini
Islam Sangat Menggalakkan untuk Berpikir Kritis, Meneliti serta Mengkaji Segala Hal yang Terkait dengan Makhluk Ciptaan Allah SWT, Tetapi Dilarang Memikirkan Tentang …

Islam, agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW, bukanlah agama yang menuntut pengikutnya untuk hanya menerima apa yang diajarkan tanpa berpikir atau pertanyaan. Sebaliknya, Islam sangat menekankan pentingnya berpikir kritis, penelitian, dan penyelidikan.

Dalam Al-Quran, kitab suci umat Islam, setiap individu dianjurkan untuk meneliti dan memahami alam semesta. Ayat 190 surah Ali Imran mengungkapkan, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab.” Ayat ini mendorong umat Islam untuk mengobservasi, mempelajari dan mengkaji alam semesta.

Al-Quran bahkan memuji orang-orang yang memikirkan dan merenungkan tentang misteri alam semesta, fenomena alam dan kehidupan sehari-hari. Dalam surah Az-Zumar ayat 9 disebutkan, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berfikir dapat mengambil pelajaran.”

Namun, manakala Islam sangat menghargai dan menekankan pada pengetahuan dan pemikiran kritis, ada batasan yang ditetapkan. Umat Islam dilarang untuk memikirkan tentang hakikat zat Allah SWT. Ini bukan berarti bahwa umat Islam tidak boleh berfikir tentang Allah atau sifat-sifatNya. Sebaliknya, agama ini mendorong pemahaman yang lebih mendalam tentangNya melalui sifat-sifatNya yang telah diungkapkan dalam Al-Quran dan Hadis.

Tetapi, mencoba untuk memahami atau merenungkan hakikat zat Allah — yang mana adalah suatu yang melebihi kapasitas akal manusia — dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia dan berbahaya. Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa Allah SWT tidak bisa dimengerti dengan sepenuhnya oleh akal manusia sebab dia berada di luar batas-batas pengalaman manusia dan pemahaman.

Agama ini mengajarkan bahwa ada pengetahuan yang terbatas untuk manusia dan pengetahuan yang mutlak milik Allah SWT. Manusia diberi kemampuan untuk memahami konsep-konsep tertentu dan merenungkan tentang alam semesta, tetapi ada aspek-aspek dalam kehidupan ini dan akhirat yang hanya Allah yang tahu.

Jadi, Islam bukanlah agama yang melarang pertanyaan atau pemikiran kritis. Islam menggalakkan penggunaan akal dan penelitian dalam mencari pengetahuan. Tetapi, ada jalur-jalur yang harus dihindari dalam pencarian pengetahuan ini agar tidak menyeleweng dari tujuan utamanya, yaitu mencari kebenaran dan kedekatan dengan Allah SWT.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *