Diskusi

Islam sangat menghargai seseorang yang bekerja keras untuk memperoleh penghidupan yang layak, dan mengkonsumsi makanan dari hasil usahanya sendiri. Bagi seorang Muslim, etos kerja bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hidup duniawi, tetapi ada tujuan mulia yakni

50
×

Islam sangat menghargai seseorang yang bekerja keras untuk memperoleh penghidupan yang layak, dan mengkonsumsi makanan dari hasil usahanya sendiri. Bagi seorang Muslim, etos kerja bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hidup duniawi, tetapi ada tujuan mulia yakni

Sebarkan artikel ini
Islam sangat menghargai seseorang yang bekerja keras untuk memperoleh penghidupan yang layak, dan mengkonsumsi makanan dari hasil usahanya sendiri. Bagi seorang Muslim, etos kerja bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan hidup duniawi, tetapi ada tujuan mulia yakni

Dalam Islam, kerja keras dan produktivitas diperintahkan untuk memenuhi tujuan lebih besar. Nilai kerja keras dan usaha tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga merupakan bagian penting dari ibadah. Mereka dilihat sebagai sarana untuk memperoleh berkah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Bekerja keras dapat merujuk pada berbagai aktivitas, seperti berdagang, berkebun, atau bekerja di sebuah perusahaan. Tetapi inti dari bekerja keras dalam Islam adalah keikhlasan dan tujuan mulia dari pekerjaan tersebut.

Islam mendorong setiap individu untuk memperoleh penghidupan dengan cara halal dan menghargai hasil usaha mereka. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibn Majah, “Tiada yang makan seseorang, makanan yang lebih baik daripada makanan yang diperoleh dari hasil keringatnya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah, Dawud AS makan dari hasil kerjanya sendiri.”

Oleh karena itu, makan dari hasil usaha sendiri dihargai dalam Islam. Hal ini mendukung prinsip bahwa orang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan orang lain. Ini mencerminkan kepercayaan pada keberlanjutan dan tanggung jawab individu dalam memperoleh nafkah.

Namun, etos kerja dalam Islam tidak hanya berfokus pada tujuan duniawi saja. Kerja keras juga dilihat sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai tujuan akhirat. Bagi seorang Muslim, bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga memiliki tujuan pertama dan utama untuk mencari keridaan Allah.

Selain itu, cara seseorang mendapatkan penghasilan dan apa yang mereka lakukan dengan penghasilan tersebut juga dapat membawa mereka mendekatkan diri kepada Allah. Allah dalam Al-Quran berfirman (Qs. Al-Mu’minun: 51), “Hai rasul-rasul, makanlah makanan yang baik-baik dan kerjakan lah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Intinya, dalam Islam, etos kerja ditingkatkan menjadi cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, bekerja keras, produktif, dan melakukan pekerjaan dengan baik tidak hanya menyediakan penghidupan yang layak, tetapi juga merupakan bagian penting dari ibadah dan cara hidup seorang Muslim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *