Harvard Step Test adalah metode yang telah lama digunakan oleh para profesional kesehatan dan fitness untuk mengukur kebugaran kardiovaskular seseorang. Test ini dirancang oleh Brouha dan rekan-rekannya di Harvard Fatigue Laboratory pada tahun 1943 dan sejak itu telah menjadi standard dalam penilaian kebugaran fisik. Mungkin banyak dari kita bertanya-tanya, berapa jarak yang harus ditempuh untuk latihan Harvard Test?
Apa Itu Harvard Step Test?
Sebelum kita menjelaskan lebih jauh tentang jarak yang harus ditempuh, ada baiknya kita membahas tentang alat tes tersebut. Harvard Step Test dirancang untuk mengukur kekuatan dan stamina kardiovaskular seseorang.
Dalam tes ini, orang tersebut akan diminta untuk secara berulang-ulang memanjat dan menuruni piagam yang tingginya 20 inci (50,8 cm) dalam tempo yang terkontrol selama 5 menit atau sampai mereka menjadi terlalu lelah untuk melanjutkan. Kemudian, mereka akan duduk dan denyut nadinya akan diukur pada interval yang berbeda selama periode pemulihan.
Jarak Yang Harus Ditempuh
Menjawab pertanyaan tentang jarak yang harus ditempuh dalam latihan Harvard Step Test, ada dua hal yang perlu kita pertimbangkan: jarak vertikal (ketinggian langkah) dan jarak horizontal (jumlah langkah).
Pertama, jarak vertikal: Ketinggian langkah dalam Harvard Step Test adalah 20 inci atau 50,8 cm. Jika peserta naik dan turun piagam setiap detik selama 5 menit, mereka akan melakukan 300 langkah. Karena ketinggian langkah adalah 0,508 meter, peserta akan melalui jarak vertikal untuk bolak-balik sejauh 304,8 meter.
Kedua, jarak horizontal: Mengingat peserta tidak bergerak maju atau mundur, mereka pada dasarnya berada di tempat yang sama dalam hal jarak horizontal, sehingga tidak ada “jarak tempuh” dalam arti tradisional.
Kesimpulan
Dengan demikian, jika seseorang bertanya tentang jarak yang harus ditempuh untuk latihan Harvard Step Test, jawabannya adalah 304,8 meter mencakup jarak vertikal naik dan turun langkah. Jarak horizontal tetap nol, karena latihan ini benar-benar static.
Harvard Step Test memang alat ukur yang sangat baik untuk mengukur kekuatan dan stamina kardiovaskular. Meski tidak menyajikan “jarak tempuh” dalam cara latihan umumnya, metode ini mampu memberikan informasi berharga tentang kebugaran fisik seseorang.