Budaya

Jelaskan Dua Pandangan dari Teori Fungsionalisme

48
×

Jelaskan Dua Pandangan dari Teori Fungsionalisme

Sebarkan artikel ini
Jelaskan Dua Pandangan dari Teori Fungsionalisme

Teori fungsionalisme merupakan salah satu pendekatan penting dalam ilmu sosiologi. Fungsionalisme berfokus pada keteraturan dan stabilitas dalam masyarakat, dengan menganggap berbagai prinsip dan lembaga sosial sebagai bagian dari satu kesatuan yang saling berfungsi mempertahankan keseimbangan sosial. Ada dua pandangan utama yang sering diperdebatkan dalam teori fungsionalisme, yaitu fungsionalisme konsensus dan fungsionalisme konflik.

1. Fungsionalisme Konsensus

Pandangan fungsionalisme konsensus didasarkan pada pemikiran bahwa masyarakat umumnya hidup dalam harmoni dan keteraturan. Konsep ini diusung oleh beberapa tokoh terkemuka, seperti Émile Durkheim, Talcott Parsons, dan Robert Merton. Menurut pandangan ini, keberadaan berbagai institusi dan prinsip sosial dianggap membantu individu dan kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan kesatuan yang kokoh.

Penganut fungsionalisme konsensus berpendapat bahwa nilai-nilai, norma, dan aturan yang ada dalam masyarakat berfungsi untuk mengikat individu dalam kelompok sosial yang lebih besar, dengan demikian menciptakan persatuan dan konsensus. Selain itu, institusi sosial, seperti keluarga, pendidikan, dan agama, dianggap berfungsi untuk memelihara dan mengontrol perilaku individu, sehingga menciptakan stabilitas sosial yang diinginkan.

2. Fungsionalisme Konflik

Berbeda dengan fungsionalisme konsensus, pandangan fungsionalisme konflik lebih menekankan pada konflik sosial dan ketegangan yang ada dalam masyarakat. Tokoh seperti Karl Marx, Vilfredo Pareto, dan Ralf Dahrendorf termasuk dalam kelompok yang mendukung pandangan ini. Konflik dianggap sebagai proses yang mendorong perubahan dan perkembangan masyarakat.

Menurut pandangan fungsionalisme konflik, segala bentuk kesenjangan, status sosial, dan akses terhadap sumber daya akan menghasilkan konflik dan kontestasi. Konflik ini dianggap sebagai proses alami yang dapat mempengaruhi tatanan sosial dan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik. Penganut fungsionalisme konflik percaya bahwa dengan adanya konflik, masyarakat menjadi lebih kritis dan sadar akan hak dan keadilan yang harus diperjuangkan.

Dalam prakteknya, kedua pandangan dalam teori fungsionalisme ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Fungsionalisme konsensus memberikan pemahaman tentang pentingnya nilai-nilai dan institusi sosial dalam menciptakan stabilitas masyarakat, sementara fungsionalisme konflik menjelaskan bagaimana konflik dan ketegangan sosial memicu perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Memahami kedua pandangan ini akan membantu kita untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang dinamika yang terjadi dalam masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *