Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) berfungsi sebagai dasar dan acuan bagi semua aturan dan kebijakan yang berlaku dalam negara Indonesia. Alinea pertama pembukaan UUD 1945 adalah frasa awal yang menjadi tonggak filosofi bagi Bangsa Indonesia dan menjadi pedomannya dalam menjalankan roda pemerintahan. Dalam mengupas makna alinea pertama pembukaan UUD 1945, pemahaman atas teks dan konteks sejarah harus dilakukan.
Alinea pertama berbunyi:
“Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Frasa pertama, “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa,” mencerminkan penghargaan yang hakiki dan mendalam terhadap nilai-nilai demokrasi. Di sini, Indonesia menegaskan bahwa kemerdekaan merupakan hak asasi yang universal bagi setiap bangsa di dunia, tidak terkecuali bangsa Indonesia. Hal ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya dari penjajahan.
Frasa kedua, “dan oleh sebab itu, maka penjajahan di dunia harus dihapuskan,” merefleksikan komitmen Indonesia dalam menentang penjajahan dalam segala bentuknya. Ini juga memperlihatkan sikap proaktif Indonesia dalam berpartisipasi dalam kebijakan internasional, terutama dalam mengikis segala bentuk penjajahan di dunia.
Frasa terakhir, “karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” membatinkan alasan apapun yang mungkin dikemukakan untuk membenarkan penjajahan. Indonesia menegaskan bahwa penjajahan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Ini menunjukkan landasan moral dan etika dari bangsa Indonesia dalam berperan pada arena internasional.
Secara keseluruhan, alinea pertama pembukaan UUD 1945 menggambarkan komitmen bangsa Indonesia untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan, dan keadilan. Ini menjadi tonggak yang mengarahkan arah dan tujuan pemerintahan dan kebijakan di Indonesia.
