Tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan suatu perusahaan atau organisasi. Tetapi tidak semua tenaga kerja memiliki tingkat pendidikan yang tinggi atau pelatihan khusus dalam bidang kerja mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan tentang tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih, serta memberikan beberapa contoh.
Tenaga Kerja yang Tidak Terdidik
Tenaga kerja yang tidak terdidik adalah individu yang melakukan pekerjaan tanpa memiliki pendidikan formal atau setidaknya tidak menyelesaikan pendidikan minimum yang diwajibkan oleh negara. Mereka biasanya tidak memiliki keterampilan khusus dan relatif minim memiliki pengetahuan teoritis yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu, mereka biasanya menempati sektor pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan tinggi atau keterampilan khusus.
Contoh dari tenaga kerja yang tidak terdidik meliputi pekerja di sektor informal seperti tukang ojek, penjual kaki lima, ataupun petani. Meski demikian, keberadaan mereka sangat penting dalam memperkuat roda ekonomi di suatu negara, terutama di negara-negara berkembang.
Tenaga Kerja yang Tidak Terlatih
Sedangkan tenaga kerja yang tidak terlatih adalah individu yang melakukan pekerjaan tanpa memiliki pelatihan atau pengalaman sebelumnya di bidang pekerjaan tersebut. Mereka mungkin memiliki pendidikan formal, tetapi tidak memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan tugas. Banyak dari tenaga kerja ini yang memulai pekerjaan tanpa pengetahuan dasar tentang tugas dan tanggung jawab mereka.
Beberapa contoh dari tenaga kerja yang tidak terlatih bisa ditemukan di berbagai sektor pekerjaan. Misalnya pelayan restoran yang baru pertama kali bekerja di bidang hospitality, staff administrasi yang belum memiliki pengalaman kerja sebelumnya, atau bahkan seorang CEO baru yang belum pernah menangani perusahaan sebelumnya.
Jadi, tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih adalah dua kelompok tenaga kerja yang memiliki tantangan tersendiri dalam konteks pengembangan sumber daya manusia. Meski demikian, hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak dapat berkontribusi secara positif dalam suatu organisasi atau ekonomi suatu negara. Dengan pendampingan yang tepat dan peluang pelatihan yang memadai, mereka mampu meningkatkan keterampilan dan produktivitas mereka.