Indonesia yang kaya dengan historia dan perjuangannya dalam mencapai kemerdekaan memiliki ragam cerita menarik, termasuk munculnya kalangan terpelajar pasca adanya politik etis. Sebuah fenomena yang layak dipahami dan tidak terlepaskan dari berdirinya nasionalisme Indonesia.
Politik Etis dan Kesadaran Nasional
Politik etis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan kebijakan kolonial Belanda yang dilancarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg pada tahun 1901. Kebijakan ini mengandung tiga prinsip utama yaitu irigasi atau pembangunan, emigrasi dan pendidikan bagi pribumi.
Kebijakan pendidikan yang diberikan oleh Belanda ini memungkinkan pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Sehingga, politik etis ini memicu lahirnya kalangan terpelajar pribumi yang mulai menyadari adanya penindasan dari pihak kolonialisme.
Kalangan Terpelajar dan Nasionalisme
Kalangan terpelajar yang muncul pada era tersebut meliputi pelbagai lapisan masyarakat, seperti dokter, guru, pegawai negeri, hingga mahasiswa. Melalui pendidikan yang diberikan oleh pihak penjajah, mereka mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, termasuk makna dari istilah independensi atau kemerdekaan.
Banyak diantara mereka yang mengambil inisiatif untuk mengeritik dan berjuang melawan sistem penjajahan. Kritik tajam yang mereka utarakan menjadi satu dari banyak proses yang membentuk kesadaran nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia. Ini menjadi cikal bakal lahirnya gerakan-gerakan nasionalis yang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan.
Peran Kalangan Terpelajar dalam Nasionalisme Indonesia
Kalangan terpelajar yang sadar akan pentingnya kemerdekaan memiliki peran sentral dalam menggugah dan membangkitkan nasionalisme di Indonesia. Mereka memulai gerakan-gerakan seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan organisasi pergerakan lainnya yang menjadi pelopor nasionalisme Indonesia dan pergerakan kemerdekaan.
Selain itu, mereka juga memainkan peran penting dalam menyebarluaskan ide-ide nasionalisme dan kesadaran akan pentingnya perjuangan kemerdekaan. Mereka melakukannya melalui berbagai cara, seperti menggelar diskusi terbuka, melakukan publikasi melalui surat kabar, hingga mendirikan sekolah-sekolah nasional.
Mereka, dengan berbagai cara yang mereka miliki, tidak henti-hentinya mengedukasi rakyat Indonesia bahwa penjajahan adalah bentuk penindasan yang harus dihapus dan kemerdekaan adalah kondisi ideal bagi setiap bangsa.
Setelah membahas panjang lebar tentang peran dan pengaruh kalangan terpelajar yang muncul setelah politik etis dalam membangun dan membentuk nasionalisme Indonesia, tentu kita semua bisa merasakan betapa pentingnya keberadaan mereka. Jadi, jawabannya apa? Kalangan terpelajar ini lah yang menjadi pelopor utama dalam terbangunnya nasionalisme Indonesia.