Pemahaman dan penggunaan yang efektif dalam bahasa apa pun sangat bergantung pada pengetahuan akan kaidah dan pedoman bahasa tersebut. Bahasa Indonesia, sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada di dunia, memiliki seperangkat pedoman dan kaidah sendiri yang harus dipatuhi oleh semua pengguna untuk memastikan komunikasi yang efektif dan relevan. Kata yang telah sesuai dengan pedoman dan kaidah bahasa Indonesia disebut sebagai kata yang baku.
Dalam pembahasan tentang bahasa Indonesia, istilah ‘baku’ mengacu pada bentuk kata atau struktur kalimat yang dianggap benar dan diterima secara umum oleh penutur bahasa Indonesia, sesuai dengan standar dan kaidah yang telah ditetapkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kata baku diterapkan pada berbagai aspek bahasa, termasuk kata, frasa, dan bentuk kalimat, serta penggunaan tanda baca dan ejaan.
Perlu dicatat bahwa penggunaan kata-kata yang tidak baku, biasanya dikenal sebagai kata-kata nonbaku atau kata slang, juga sering terjadi dalam percakapan sehari-hari. Namun, penggunaan kata-kata yang baku biasanya lebih disarankan, terutama dalam konteks formal atau akademis, untuk mendemonstrasikan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Mematuhi kaidah dan pedoman bahasa juga mencakup hal lain seperti memahami dan menghargai makna literal dan konotatif dari kata dan frasa, menggunakan tenses dengan tepat, dan memastikan koherensi dan kesinambungan dalam penulisan.
Belajar dan memahami kaidah dan pedoman bahasa adalah suatu keharusan bagi setiap penutur zealous sebuah bahasa. Dalam hal ini, bahasa Indonesia tidak terkecuali. Tidak hanya membantu dalam memahami dan mencapai penguasaan bahasa, pengetahuan tentang kata-kata baku juga membantu dalam pembentukan komunikasi yang jelas dan efektif.
Jadi, jawabannya apa? Kata yang telah sesuai dengan pedoman dan kaidah bahasa Indonesia disebut kata baku.
