Sosial

Kedudukan Anak Luar Kawin menurut Sistem Kekerabatan Patrilineal, Matrilineal, dan Parental

31
×

Kedudukan Anak Luar Kawin menurut Sistem Kekerabatan Patrilineal, Matrilineal, dan Parental

Sebarkan artikel ini
Kedudukan Anak Luar Kawin menurut Sistem Kekerabatan Patrilineal, Matrilineal, dan Parental

Anak luar kawin, atau sering juga dikenal dengan istilah anak di luar nikah, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan individu yang dilahirkan dari pasangan yang tidak menikah secara sah dan resmi. Kedudukan dan status anak seperti ini dalam masyarakat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh hukum, agama, dan norma sosial budaya, termasuk sistem kekerabatan. Dalam tulisan ini, kita akan membahas kedudukan anak luar kawin dalam tiga sistem kekerabatan utama: patrilineal, matrilineal, dan parental.

Sistem Kekerabatan Patrilineal

Dalam sistem kekerabatan patrilineal, garis keturunan ditentukan melalui jalur pria atau ayah. Dalam konteks ini, anak luar kawin biasanya mendapat perlakuan yang kurang menguntungkan. Derajat kekerabatan anak luar kawin ke ayahnya sering menjadi objek kontroversi, karena dalam beberapa budaya, legitimasi dan hak waris anak luar kawin atas harta ayahnya mungkin tidak diakui.

Sistem Kekerabatan Matrilineal

Berbeda dengan sistem patrilineal, sistem matrilineal menentukan garis keturunan melalui jalur wanita atau ibu. Dalam sistem ini, kedudukan anak luar kawin cenderung lebih baik daripada patrilineal. Biasanya, anak luar kawin dalam sistem matrilineal akan diterima ke dalam keluarga ibunya dan memperoleh hak dan status yang sama dengan anak-anak lainnya dalam keluarga tersebut.

Sistem Kekerabatan Parental

Sistem kekerabatan parental adalah sistem yang mengakui hubungan keturunan baik dari pihak ayah maupun ibu. Meskipun sistem ini lebih modern dan inklusif, kedudukan anak luar kawin masih mungkin menjadi subjek kontroversi tergantung pada hukum dan norma sosial budaya setempat. Dalam konteks ini, anak luar kawin mungkin mendapatkan pengakuan dari kedua orangtuanya dan memiliki akses ke hak dan warisan dari kedua belah pihak, tergantung pada peraturan hukum yang berlaku.

Masing-masing sistem kekerabatan memiliki keunikan dan komplikasinya sendiri dalam menentukan kedudukan anak luar kawin. Meskipun demikian, sidang hukum dan kebijakan terkini cenderung bergerak menuju pengakuan yang lebih besar terhadap hak-hak anak luar kawin. Dalam banyak hal, ini adalah upaya yang penting untuk memastikan hak-hak dasar dan kesejahteraan semua anak, terlepas dari status pernikahan orang tua mereka.

Jadi, jawabannya apa? Mengenai kedudukan anak luar kawin, hal tersebut sangat ditentukan oleh sistem kekerabatan, norma sosial budaya, dan hukum yang berlaku di masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *