Di era yang serba digital saat ini, kemampuan dalam menggunakan teknologi digital menjadi hampir seperti syarat mutlak. Namun, apa yang terjadi jika seseorang merasa kegagapan dalam mengoperasikan teknologi digital? Adakah hal ini menjadi ciri dari sesuatu?
Ketidakmampuan atau kegagapan dalam menggunakan teknologi digital dapat diartikan sebagai digital illiteracy atau buta teknologi digital. Ini adalah fenomena yang mempengaruhi segala usia dan latar belakang sosial. Faktanya, kegagapan dalam mengoperasikan teknologi digital adalah salah satu ciri dari digital illiteracy.
Apa Itu Digital Illiteracy?
Digital illiteracy mengacu pada ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggunakan teknologi atau alat digital. Orang yang mengalami digital illiteracy sering kali merasa kewalahan dengan kemajuan teknologi, sulit dalam navigasi online, dan mengalami kesulitan dalam memahami terminologi dan konsep digital yang baru.
Ini berbeda dengan digital divide, yang mengacu pada ketidaksetaraan akses terhadap teknologi antara berbagai kelompok sosio-ekonomi. Seseorang dapat memiliki akses ke teknologi, tetapi masih mengalami digital illiteracy jika mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan teknologi tersebut secara efisien dan aman.
Penyebab dan Dampak Digital Illiteracy
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi digital illiterate, antara lain kurangnya pendidikan atau pelatihan, resistensi terhadap teknologi baru, atau bahkan rasa takut akan teknologi. Kegagapan dalam teknologi ini bukan hanya merepotkan. Ini bisa berdampak luas, termasuk kesulitan dalam mencari pekerjaan, akses ke informasi, dan partisipasi dalam jaringan sosial secara online.
Solusi untuk Digital Illiteracy
Kegagapan digital mungkin menjadi ciri khas seseorang, tetapi itu bukanlah hukum alam yang harus diterima begitu saja. Banyak organisasi dan program yang berdedikasi untuk membantu individu mengatasi digital illiteracy. Pendidikan dan latihan keterampilan digital menjadi kunci utama untuk menangani permasalahan ini. Pemerintah, sekolah, perusahaan, dan berbagai organisasi lainnya semua memiliki peran penting untuk bermain dalam menciptakan lingkungan yang mendukung literasi digital.
Dengan mengenali tanda-tanda digital illiteracy, seperti kegagapan dalam mengoperasikan teknologi digital, kita dapat membantu menyediakan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk membantu individu mencapai literasi digital penuh.
Jadi, jawabannya apa?
Kegagapan dalam mengoperasikan teknologi digital adalah salah satu ciri dari digital illiteracy, sebuah kondisi yang dapat diatasi melalui pendidikan dan pelatihan yang tepat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, setiap individu memiliki potensi untuk memanfaatkan dan menguasai teknologi digital guna meningkatkan kualitas hidup mereka.