Sangat menarik untuk mempertanyakan hubungan antara Arab Saudi dan Palestina, dua negara dengan latar belakang etnis, agama, dan sejarah yang sama tetapi dengan hubungan politik yang rumit. Ketidakmampuan Arab Saudi untuk menolong Palestina telah menimbulkan pertanyaan yang timbul dari berbagai pihak, baik dalam konteks regional maupun global. Eksplorasi lebih lanjut mengenai alasan kenapa Arab Saudi tidak membantu Palestina mencakup beberapa aspek politik dan strategis yang kompleks.
Sejarah Hubungan Arab Saudi dan Palestina
Sebagai pemimpin regional dan negara Sunni dominan, Arab Saudi tampaknya memiliki alasan moral dan etnis untuk mendukung Palestina, mengingat bahwa Palestina merupakan wilayah yang memiliki sejarah konflik lama dengan Israel, negara Zionis yang didirikan di tanah Arabia. Namun, realitas politik dan strategis tampaknya berbeda.
Interaksi dengan Israel
Arab Saudi, seperti banyak negara Arab lainnya, secara historis tidak mengakui Israel sebagai negara berdaulat. Namun, perlahan tapi pasti, ada beberapa bukti interaksi antara kedua negara di belakang layar. Poin ini ditegaskan oleh berbagai laporan yang menunjukkan bahwa Arab Saudi dan Israel sedang membentuk aliansi rahasia untuk menentang Iran, yang merupakan ancaman bersama bagi kedua negara. Aliansi ini menuntut Arab Saudi untuk berhati-hati dalam menangani masalah Palestina agar tidak merusak hubungan dengan Israel.
Konflik Sunni-Syiah
Kebijakan luar negeri Arab Saudi juga dipengaruhi oleh konflik Sunni dan Syiah. Dengan adanya Iran, negara Syiah yang paling berpengaruh, Arab Saudi merasa perlu menguatkan posisinya sebagai pemimpin dunia Sunni. Mengingat hubungan kompleks antara Iran dan Palestina, Arab Saudi merasa perlu menjaga jarak dan menjalin hubungan dengan negara lain yang memiliki masalah dengan Iran, seperti Israel.
Ekonomi dan hubungan regional
Jika kita berbicara tentang ekonomi, relasi antara Arab Saudi dan Palestina juga tidak terlalu kuat. Meskipun Arab Saudi pernah menyumbang dana untuk Palestina, hal ini tidak signifikan dibandingkan dengan pendapatan negara dari sumber daya minyak dan hubungan dengan negara-negara Barat.
Hubungan regional juga menjadi faktor penting. Arab Saudi tidak ingin menciptakan konflik dengan negara-negara tetangga dengan membantu Palestina, dan sebaliknya lebih memilih untuk menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Israel.
Secara keseluruhan, pertanyaan “Kenapa Arab Saudi tidak membantu Palestina” adalah pertanyaan kompleks yang tidak memiliki jawaban sederhana. Arab Saudi, seperti negara lain, harus menjaga keseimbangan antara berbagai kepentingan politik dan ekonomi, sering kali menjadikan Palestina korban dari persaingan geopolitik ini. Sebenarnya, keengganan Arab Saudi untuk membantu Palestina lebih mencerminkan realitas yang pahit dari politik Timur Tengah, yaitu kepentingan nasional lebih diutamakan daripada solidaritas etnis atau agama.