Pembuatan peta merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk membuat representasi permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil. Secara teoritis, peta sederhana adalah suatu proyeksi dari bumi yang melengkung menjadi bidang datar. Ketidaksempurnaan dalam proses ini dapat mengakibatkan terjadinya beberapa kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pembuatan peta. Kesalahan tersebut disebut sebagai distorsi peta.
Mengapa Terjadi Distorsi pada Peta
Kesalahan ini terjadi akibat perubahan bentuk lengkung menjadi permukaan datar, karena permukaan bumi berbentuk elipsoid atau menyerupai bola. Alih-alih menggambarkan permukaan yang sebenarnya, peta akan menggambarkan suatu perubahan dari bentuk lengkung ke bentuk datar. Konsekuensinya, beberapa properti penting seperti jarak, area, atau sudut dapat mengalami distorsi. Beberapa jenis distorsi umum yang dapat dijumpai dalam pembuatan peta antara lain:
- Distorsi ukuran: Terjadi ketika ukuran relatif antar objek tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya pada permukaan bumi. Misalnya, wilayah dengan luas lebih kecil dapat terlihat lebih besar atau sebaliknya.
- Distorsi jarak: Terjadi ketika jarak antar objek pada peta tidak sesuai dengan jarak yang sesungguhnya. Misalnya, jarak antar dua titik pada peta lebih jauh atau lebih dekat daripada jarak nyata di permukaan bumi.
- Distorsi bentuk: Terjadi ketika bentuk objek tidak sama dengan bentuk objek pada permukaan bumi yang sebenarnya. Misalnya, sebuah sungai yang melengkung pada peta, namun sebenarnya lurus.
- Distorsi sudut: Terjadi ketika sudut-sudut atau arah yang digambarkan pada peta tidak sesuai dengan sudut atau arah yang sesungguhnya. Misalnya, arah dari utara ke selatan pada peta cenderung bergeser.
Mengurangi Distorsi pada Peta
Untuk mengurangi distorsi pada peta, kartografer menggunakan berbagai metode proyeksi untuk melakukan transformasi permukaan bumi yang melengkung menjadi bidang datar. Ada banyak jenis proyeksi peta, dan pemilihan yang tepat tergantung pada tujuan pembuatan peta dan area yang akan digambarkan. Beberapa jenis proyeksi peta umum yang digunakan dalam pembuatan peta adalah proyeksi Mercator, proyeksi Peters, proyeksi Azimuthal, dan proyeksi Mollweide.
Walaupun demikian, tidak ada proyeksi peta yang sempurna, karena setiap proyeksi memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, penting untuk memahami batasan dan akurasi dari peta yang digunakan, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan penggunaan.
Jadi, jawabannya apa? Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pembuatan peta sebagai akibat perubahan dari bentuk lengkung ke bentuk permukaan disebut distorsi peta. Untuk mengurangi distorsi, kartografer menggunakan berbagai metode proyeksi dalam pembuatan peta. Namun, tetap penting untuk memahami kelemahan yang mungkin ada dalam peta yang dihasilkan.