Pendidikan budi pekerti merupakan komponen penting dalam proses pendidikan yang bertujuan untuk membentuk karakter dan moral peserta didik. Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan Indonesia, berpendapat bahwa pendidikan budi pekerti ini dapat dilatih melalui permainan anak-anak. Dia mencontohkan permainan tradisional Jawa bernama Cublak-Cublak Suweng sebagai media yang efektif untuk mencapai tujuan ini.
Ki Hadjar Dewantara dan Pendidikan Budi Pekerti
Ki Hadjar Dewantara, yang dikenal juga sebagai Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang pendidik, aktivis, dan tokoh nasionalisme Indonesia. Dia dikenal luas sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dengan pendekatan dan filosofi pendidikan yang berpusat pada peserta didik dan pengembangan karakter mereka.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bukanlah hanya proses pengajaran dan pembelajaran pengetahuan akademik, tetapi juga melibatkan pembentukan budi pekerti atau karakter dan kebiasaan baik. Dia percaya bahwa pendidikan budi pekerti ini dapat ditempa dan dilatih melalui berbagai metode, salah satunya adalah melalui permainan anak-anak.
Permainan Cublak-Cublak Suweng
Permainan Cublak-Cublak Suweng adalah salah satu permainan tradisional Jawa yang dapat dijadikan media untuk melatih budi pekerti anak-anak. Dalam permainan ini, sekelompok anak akan bermain bersama-sama, dengan salah satu di antara mereka menjadi ‘penjaga’ yang harus menemukan dan menangkap pemain lain yang bersembunyi.
Dalam permainan ini, anak-anak diajarkan untuk bermain sesuai aturan, bekerja sama dalam tim, dan menghargai giliran main temannya. Lingkungan yang bersifat komunal dan interaktif juga melatih anak untuk bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Selain itu, permainan ini juga mengajarkan tentang kemampuan merencanakan strategi, kecepatan berpikir, dan kesiapan untuk menerima konsekuensi. Nilai-nilai ini sangat penting untuk pembentukan budi pekerti baik pada anak-anak.
Pendekatan Melalui Permainan dalam Pendidikan
Pendekatan melalui permainan dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan tetapi juga menjadi metode efektif untuk melibatkan peserta didik dalam proses belajar. Melalui permainan, anak-anak bisa belajar dari pengalaman langsung, yang lebih mudah mereka pahami dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ki Hadjar Dewantara mengingatkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang penanaman pengetahuan tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai luhur dalam diri peserta didik. Melalui pendekatan ini, tujuan pendidikan budi pekerti bisa tercapai dengan efektif.
Di era modern ini, pendekatan yang diajukan Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan. Permainan, khususnya permainan tradisional, bisa menjadi media yang efektif untuk mengajarkan budi pekerti pada anak-anak. Permainan Cublak-Cublak Suweng, serta permainan tradisional lainnya, harus terus dipreservasi dan dimanfaatkan sebagai bagian penting dalam proses pendidikan karakter anak-anak di Indonesia.