Market

Ki Hajar Dewantara Mengatakan “Waspadalah, Carilah Barang-Barang yang Bermanfaat untuk Kita, yang Dapat Menambah Kekayaan Kita dalam Hal Kultur Lahir atau Batin. Jangan Hanya Meniru. Hendaknya Barang Baru Tersebut di Selaraskan Lebih Dahulu”

41
×

Ki Hajar Dewantara Mengatakan “Waspadalah, Carilah Barang-Barang yang Bermanfaat untuk Kita, yang Dapat Menambah Kekayaan Kita dalam Hal Kultur Lahir atau Batin. Jangan Hanya Meniru. Hendaknya Barang Baru Tersebut di Selaraskan Lebih Dahulu”

Sebarkan artikel ini
Ki Hajar Dewantara Mengatakan “Waspadalah, Carilah Barang-Barang yang Bermanfaat untuk Kita, yang Dapat Menambah Kekayaan Kita dalam Hal Kultur Lahir atau Batin. Jangan Hanya Meniru. Hendaknya Barang Baru Tersebut di Selaraskan Lebih Dahulu”

Kebijakan Ki Hajar Dewantara, pembuka pendidikan bagi rakyat Indonesia, dalam menjalankan kehidupan penuh makna tidak lepas dari pemikiran yang jernih dan bijaksana. Makna yang terkandung dari pesan legendarisnya, “Waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut di selaraskan lebih dahulu”, hingga saat ini masih relevan dan memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita.

Menghargai dan Memahami Kearifan Lokal

Melalui pesan ini, Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya menghargai dan memahami kearifan lokal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Adanya penekanan pada “barang-barang yang bermanfaat” mencerminkan urgensi untuk selektif dalam memilih nilai atau budaya apa yang akan diserap dan dijadikan bagian dari kehidupan sehari-hari.

Memperkaya Kekayaan Kita dalam Hal Budaya dan Batin

Bagian lain dari pesan beliau adalah perlunya memperkaya diri, baik dalam hal budaya maupun batin. Ini bukan berarti mengabaikan pengaruh luar, tetapi menangkap dan menggali nilai terdalam dari budaya dan kearifan lokal untuk memperkaya pemahaman dan perspektif yang lebih menyeluruh.

Tidak Hanya Meniru

Ki Hajar Dewantara juga menegaskan bahwa kita tidak boleh sekadar meniru. Dalam konteks budaya dan nilai, ini berarti bahwa kita harus mampu mengadaptasi dan meresapi makna mendalam dari setiap elemen yang kita terima, bukan sekadar meniru secara permukaan tanpa memahami esensinya.

Penyelarasan Barang Baru

Dalam pesan ini, ada juga sebuah rujukan kepada proses penyelarasan barang baru yang harus dilakukan sebelum benar-benar diterima. Ini berarti proses pengenalan, pemahaman dan penilaian harus dilakukan sebelum suatu budaya atau nilai baru diterima dan diserap dalam kehidupan kita. Selaras berarti sejalan dan sepadan dengan nilai-nilai dan kebiasaan yang sudah ada, untuk mencegah benturan budaya dan konflik nilai.

Kesimpulan

Dengan pesan ini, Ki Hajar Dewantara, lebih dari seorang pahlawan pendidikan, menjadi beacon bagi bangsa dalam menjalani era globalisasi. Beliau mengajarkan bahwa pentingnya menemukan jati diri dan memperkaya diri dari dalam, sambil tetap sadar dan waspada terhadap pengaruh luar yang mungkin tidak selaras dengan nilai dan kultur kita.

Dengan memahami pesan ini, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana, wasn’ti menyerap budaya dan nilai baru tanpa kehilangan esensi dan identitas kita. Semoga generasi muda Indonesia dapat memahami dan mewarisi semangat dan kebijaksanaan beliau.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah: setiap individu harus memahami, meresapi, dan menghargai budaya dan nilai mereka sendiri, sambil tetap terbuka dan waspada terhadap pengaruh luar, memastikan bahwa setiap elemen baru yang diperkenalkan memiliki keterkaitan dan selaras dengan esensi dan identitas mereka sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *