Ki Hajar Dewantara, seorang pahlawan nasional yang terkenal sebagai pionir pendidikan di Indonesia, memiliki filosofi pendidikan yang mendalam dan berpengaruh. Salah satu klaim dia adalah bahwa pendidikan budi pekerti dapat dilatih. Ini merupakan sudut pandang yang menganggap bahwa karakter dan moral seseorang tidak sepenuhnya ditentukan oleh genetika, melainkan dapat dibentuk dan disempurnakan melalui pendidikan dan latihan. Dewantara mengemukakan bahwa untuk tujuan ini, kita dapat menggunakan metode dan teknik tertentu.
Metode Melalui Kegiatan Sehari-hari
Menurut Dewantara, pendidikan budi pekerti tidak harus terisolasi dari kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, pendidikan budi pekerti harus diintegrasikan ke dalam semua aspek kehidupan murid. Ini dapat termasuk interaksi sehari-hari dengan teman dan guru, waktu istirahat, dan bahkan saat mengerjakan tugas dan aktivitas lainnya. Dengan cara ini, murid dapat mulai merasakan dan memahami nilai-nilai moral dalam konteks yang nyata dan praktis.
Contoh Langsung
Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya contoh perilaku yang baik sebagai bagian dari pendidikan budi pekerti. Menurutnya, orang dewasa, terutama para pendidik, harus mengambil peran aktif dalam menjalankan dan menampilkan perilaku yang baik dan etis. Dengan cara ini, mereka dapat berfungsi sebagai model berperilaku bagi murid yang dapat ditiru dan dipelajari oleh mereka.
Refleksi dan Introspeksi
Refleksi dan introspeksi merupakan metode lain yang menurut Dewantara efektif untuk melatih budi pekerti. Melalui refleksi, murid dapat mempertimbangkan tindakan dan pilihan mereka sendiri, memahami konsekuensinya, dan membuat penyesuaian atau perbaikan jika perlu. Proses ini mempromosikan kesadaran diri, pertanggungjawaban, dan pertumbuhan pribadi – komponen kunci pendidikan budi pekerti.
Pendekatan ini sejalan dengan prinsip Dewantara tentang “tut wuri handayani,” yang berarti bahwa pendidik harus mendukung dan memandu murid dari belakang, memungkinkan mereka untuk belajar dari kesalahan dan pengalaman mereka sendiri.
Dalam melihat metode yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melatih pendidikan budi pekerti, kita mendapati bahwa pendidikan bukanlah tentang mengisi pikiran seseorang dengan pengetahuan semata, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai moral yang kuat.
Jadi, jawabannya apa? Pendidikan budi pekerti bisa dan seharusnya dilatih dengan menggunakan metode yang relevan. Dengan berfokus pada kegiatan sehari-hari, memberikan contoh yang baik, dan mendorong refleksi dan introspeksi, kita dapat membantu membentuk karakter dan menjadi bagian dalam perjalanan pendidikan yang berarti bagi setiap individu.