Paket

Ki Hajar Dewantara Menyatakan Bahwa Pendidikan Budi Pekerti Dapat Dilatih Dengan Menggunakan Permainan Anak-Anak Seperti Permainan Cublak-Cublak Suweng Yang Dapat Melatih

37
×

Ki Hajar Dewantara Menyatakan Bahwa Pendidikan Budi Pekerti Dapat Dilatih Dengan Menggunakan Permainan Anak-Anak Seperti Permainan Cublak-Cublak Suweng Yang Dapat Melatih

Sebarkan artikel ini
Ki Hajar Dewantara Menyatakan Bahwa Pendidikan Budi Pekerti Dapat Dilatih Dengan Menggunakan Permainan Anak-Anak Seperti Permainan Cublak-Cublak Suweng Yang Dapat Melatih

Pendidikan budi pekerti atau ajaran moral adalah unsur penting yang harus ada dalam proses pendidikan anak. Ki Hajar Dewantara, pelopor pendidikan di Indonesia, adalah seorang yang sangat memahami pentingnya pendidikan budi pekerti dalam pembentukan karakter individu. Ia yakin bahwa pendidikan budi pekerti dapat dilatih melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui permainan anak-anak. Salah satu permainan tradisional yang dipercaya Ki Hajar Dewantara dapat menjadi sarana pengembangan budi pekerti adalah permainan Cublak-Cublak Suweng.

Pengantar Ki Hajar Dewantara dan Pendidikan Budi Pekerti

Ki Hajar Dewantara merupakan sosok pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Taman Siswa, institusi pendidikan yang memanfaatkan metode pendidikan budi pekerti. Beliau menekankan bahwa bukan hanya ilmu pengetahuan yang harus diajarkan kepada anak-anak, tetapi juga budi pekerti. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan budi pekerti adalah kunci utama untuk membentuk individu yang berkepribadian baik dan dapat berinteraksi dengan baik dalam masyarakat.

Permainan Cublak-Cublak Suweng dan Pendidikan Budi Pekerti

Cublak-Cublak Suweng adalah permainan tradisional anak-anak di Indonesia. Dalam permainan ini, seorang anak akan menjalankan peran sebagai ‘ibu’ dan sisanya akan menjadi ‘anak-anak’. ‘Anak-anak’ ini harus mencari sebuah kelereng atau biji yang telah disembunyikan oleh ‘ibu’ sambil menyanyikan lagu Cublak-Cublak Suweng.

Permainan ini pada dasarnya adalah permainan mencari dan menyembunyikan. Melalui permainan ini, anak-anak diajarkan tentang pentingnya kerjasama, kedisiplinan, kejujuran, dan penghargaan terhadap proses. Selain itu, permainan ini juga dapat melatih daya ingat anak, konektivitas antar-neuron, serta motorik anak.

Kesimpulan

Melalui permainan Cublak-Cublak Suweng, Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa permainan tradisional bisa memiliki peran penting dalam pendidikan karakter anak. Pendidikan karakter atau budi pekerti tidak harus melalui metode formal yang kaku, tetapi bisa dipelajari dan dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari yang menyenangkan seperti permainan.

Membudayakan kembali permainan tradisional seperti Cublak-Cublak Suweng di era digital ini bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga tentang pemberian akses kepada anak-anak untuk belajar sambil bermain, dan bermain sambil belajar. Ini adalah bagian penting dari upaya untuk mendidik mereka menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki karakter yang baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *