Al Quran, buku petunjuk umat Islam, berisi berbagai kisah, baik sejarah maupun cerita allegoris, yang dirancang untuk memberikan petunjuk moral dan etis kepada pembacanya. Salah satu kisah yang paling sering muncul dalam studi dan interpretasi Al Quran adalah hubungan antara orang-orang Palestina dan Israel. Al Quran mencakup berbagai narasi tentang konflik ini, dan kisah-kisah ini sering menjadi titik penting dalam diskusi tentang masalah Palestina-Israel.
Sejarah Palestina dan Israel Menurut Al Quran
Al Quran menyebutkan beberapa kisah yang berhubungan dengan Israel, khususnya dengan Bani Israil, yang merupakan leluhur orang-orang Yahudi modern. “Bani Israil” secara harfiah berarti “anak-anak Israel”, dan merujuk pada 12 suku Israel yang merupakan keturunan dari nabi Yaqub, atau Israel.
Adapun hubungan antara Palestina dan Israel dalam Al Quran, dapat dirujuk pada umat Palestina — yang identik dengan umat Kan’an dalam periode kuno, dan nabi-nabi seperti Nabi Musa dan Nabi Muhammad yang dibesarkan dalam konteks budaya di Timur Tengah.
Isu Palestina-Israel menyandang banyak dimensi dalam Al Quran. Al Quran menggambarkan bahwa tanah yang sekarang dikenal sebagai Israel dan Palestina memiliki peranan penting dalam narasi religius. Itu adalah tempat lahirnya nabi-nabi seperti Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq, Daud dan Sulaiman, serta umat Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad juga memiliki hubungan penting dengan wilayah tersebut.
Darurat Humaniter di Palestina-Israel Dalam Al Quran
Secara lebih spesifik, Al Quran juga mengutip beberapa ayat yang berhubungan dengan perjuangan dan penderitaan umat manusia, yang bisa dianggap relevan dengan situasi humaniter saat ini di Palestina dan Israel. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah, ayat 177, Allah berkata,
“Bukanlah dengan mengarahkan wajahmu saja ke arah timur dan barat akan menjadikan kamu orang-orang yang baik, tetapi orang-orang yang beriman kepada Allah, hari kiamat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, miskin, pengembara, pengeminta-minta dan untuk (memerdekakan) budak”.
Dalam konteks Palestina-Israel, ayat ini seringkali diterjemahkan sebagai panggilan kepada umat Muslim untuk membantu dan mendukung semua yang menderita dan tertindas, termasuk mereka di Palestina.
Tetap Adil dan Membina Perdamaian
Di sisi lain, Al Quran juga menganjurkan adanya keadilan dan perdamaian sebagai solusi dalam situasi konflik. Dalam Surah Al-Maidah, ayat 8, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak keadilan, saksi bagi Allah, sekalipun terhadap diri kalian sendiri, atau ibu bapak dan kerabat kalian. Jika dia kaya atau miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatan untuk mereka. Maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari (tugas) menerapkan keadilan. Dan jika kalian memutar-mutar (kata-kata) atau berpaling, maka ketahuilah bahwa Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan”.
Ini mengajarkan bahwa dalam konflik apa pun, termasuk konflik Palestina-Israel, umat Muslim diharuskan untuk tetap adil dan mengejar perdamaian, bukan kekerasan.
Kesimpulan
Al Quran, sebagai kitab suci umat Islam, berisi banyak ajaran yang dapat dipertimbangkan dalam konteks Palestina dan Israel. Meski tidak memberikan solusi langsung mengenai konflik saat ini di wilayah tersebut, Al Quran memberikan petunjuk moral dan etis yang dapat membantu memahami dan menavigasi situasi ini. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk mencari dan memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan belas kasih terhadap semua umat manusia, termasuk orang-orang Palestina dan Israel.