Diskusi

Manusia Sebagai Makhluk Budaya: Enam Karakter Budaya Menurut Koentjaraningrat

55
×

Manusia Sebagai Makhluk Budaya: Enam Karakter Budaya Menurut Koentjaraningrat

Sebarkan artikel ini
Manusia Sebagai Makhluk Budaya: Enam Karakter Budaya Menurut Koentjaraningrat

Dalam buku modul BMP mengenai manusia sebagai makhluk budaya, ada pernyataan dari Koentjaraningrat, yang dikenal sebagai Bapak Antropologi di Indonesia, yang menyebutkan bahwa manusia adalah salah satu makhluk biologis dan budaya. Budaya merupakan suatu sistem yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat mengidentifikasi enam karakter yang melekat pada budaya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai enam karakter tersebut beserta contoh dari lingkungan dimana kita berada.

  1. Budaya bersifat abstrak

    Budaya bukanlah sesuatu yang dapat dilihat, didengar, atau disentuh secara langsung, namun merupakan sistem abstrak yang berupa ide, gagasan, aturan, dan norma. Ide dan gagasan ini diperoleh melalui proses belajar dan interaksi sosial.

    Contoh: Dalam lingkungan keluarga, adat sopan santun saat bertegur sapa antara anggota keluarga menggambarkan budaya tersebut bersifat abstrak yang diturunkan secara turun temurun.

  2. Budaya merupakan hasil karya manusia

    Budaya merupakan cerminan hasil olahan pikiran, tindakan, dan kreativitas manusia. Oleh karena itu, budaya dapat diciptakan, dipelajari, dan diubah oleh manusia itu sendiri.

    Contoh: Dalam konteks musik, genre dangdut adalah hasil karya manusia Indonesia yang kemudian dikenal luas dan menjadi bagian dari budaya bangsa.

  3. Budaya berbeda antar kelompok

    Tiap kelompok masyarakat atau individu memiliki latar belakang, tradisi, dan cara hidup yang berbeda. Hal ini menciptakan perbedaan budaya antar kelompok dan individu.

    Contoh: Masyarakat Jawa memiliki budaya berbeda dalam tradisi pernikahan jika dibandingkan dengan masyarakat Bali.

  4. Budaya bersifat dinamis

    Budaya tidak bersifat statis, melainkan terus berubah dan berkembang seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh-pengaruh eksternal.

    Contoh: Dahulu, masyarakat Indonesia banyak yang menggunakan pakaian tradisional dalam keseharian, namun seiring perkembangan zaman, pakaian modern mulai banyak diterima dan menjadi bagian dari budaya lokal.

  5. Budaya bersifat adaptif

    Budaya adalah cara manusia beradaptasi dengan lingkungan sosial, alam, dan kondisi kehidupan. Dalam proses adaptasi, manusia menciptakan berbagai aturan, nilai, dan cara bertindak yang saling mendukung kehidupan bersama.

    Contoh: Di daerah pantai, masyarakat akan memiliki budaya yang adaptif dalam menghadapi banjir seperti membangun rumah panggung dengan ketinggian tertentu.

  6. Budaya homogen tetapi bervariasi dan saling mempengaruhi

    Budaya yang ada tidak terisolasi, tetapi memiliki kemiripan dengan budaya lainnya. Hal ini karena adanya proses saling berinteraksi, yang mengakibatkan perubahan dan penyesuaian.

    Contoh: Makanan Indonesia yang beraneka ragam dengan pengaruh dari berbagai negara seperti Tiongkok, India, Timur Tengah, dan Eropa.

Dengan memahami enam karakter budaya menurut Koentjaraningrat, kita dapat lebih mengenal dan menghargai keberagaman budaya yang ada. Kemajemukan budaya menjadikan kita sebagai manusia yang lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *