Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah frasa yang saat ini digunakan untuk mengacu pada anak-anak dengan berbagai jenis ketidaknormalan baik fisik maupun mental yang mempengaruhi proses belajar, sosial, dan perkembangan mereka. Istilah ini, seperti banyak kata sandi lainnya di bidang yang sama, telah berubah seiring berjalannya waktu. Sejauh ini, satu pertanyaan besar yang muncul: mengapa istilah anak berkebutuhan khusus terus berubah dari waktu ke waktu?
Sejarah Perubahan Istilah
Pada awalnya, orang dengan kondisi fisik atau mental tertentu sering kali diberi label yang menekankan konotasi negatif. Istilah seperti “cacat” atau “kurang mampu” telah digunakan dalam berbagai konteks, sering kali memicu stigma dan diskriminasi.
Perubahan istilah pertama kali muncul sebagai bentuk respon terhadap tekanan dari masyarakat dan kelompok advokasi yang berjuang untuk hak asasi mereka. Pemahaman tentang “normalitas” dan “ketidaknormalan” terus berkembang, mendorong perubahan terminologi untuk menciptakan persepsi yang lebih adil dan inklusif.
Mendorong Inklusivitas
Perubahan terminologi ini juga bertujuan untuk mendorong inklusivitas. Menggunakan istilah “anak berkebutuhan khusus” membantu menjadikan persepsi masyarakat terhadap mereka lebih positif. Istilah ini memberi gambaran bahwa mereka bukan beban, tetapi individu unik dengan kebutuhan khusus yang, jika dipahami dengan benar dan didukung, bisa berpotensi mencapai perkembangan maksimum mereka.
Membantu Promosi Hak Asasi
Perubahan terminologi juga sangat penting dalam promosi hak asasi manusia. Istilah ini membantu dalam mengidentifikasi dan mengakui kebutuhan spesifik dari setiap individu, menegaskan bahwa mereka mempunyai hak yang sama dengan semua orang lainnya.
Adaptasi dengan Kebijakan dan Penelitian Terbaru
Di sisi lain, penelitian di bidang ini terus berkembang dan istilah baru yang lebih akurat sering kali diperkenalkan untuk mencerminkan temuan dan pendapat terbaru. Misalnya, istilah “neurodiversitas” sekarang digunakan untuk mengacu pada variasi dalam susunan otak manusia, dan istilah ini mencakup kondisi seperti autisme, ADHD, disleksia, dll.
Jadi, jawabannya apa? Mengapa terminologi anak berkebutuhan khusus terus berubah dari waktu ke waktu? Alasan utamanya adalah untuk mempromosikan pengakuan hak asasi manusia, menghilangkan stigma, mendorong inklusivitas dan selalu beradaptasi dengan pengetahuan dan penelitian terbaru. Ini menunjukkan suatu bentuk kemajuan dari masyarakat dalam memahami dan menerima perbedaan.