Sidik jari adalah pola unik berbentuk lingkaran dan gelombang yang terdapat pada ujung jari manusia. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan hukum, sidik jari digunakan sebagai metode stabil dan handal dalam mengidentifikasi individu karena tiada duanya secara unik. Namun, mengapa sidik jari setiap orang berbeda-beda, termasuk kembar identik (kembar monozigot) yang membagi 100% DNA yang sama? Kita akan jelaskan penjelasannya.
Peran Genetik dan Lingkungan Pada Sidik Jari
Genetika mempengaruhi konfigurasi dasar sidik jari seseorang. Berarti, pola umum seperti lingkaran, gelombang atau lengkungan pada sidik jari diwariskan. Namun, itulah sejauh yang bisa dicapai oleh genetika.
Selanjutnya, pola sidik jari selesai dibentuk pada minggu ke-24 kehamilan, dan sidik jari yang terbentuk ini akan tetap sama sepanjang hidup, tak terpengaruh oleh pertumbuhan fisik atau penuaan. Proses pembentukan ini tidak hanya dipengaruhi oleh genetika, tetapi juga oleh faktor lingkungan yang unik di dalam rahim, seperti posisi janin, aliran darah di jari, dan kontak janin dengan dinding rahim.
Dengan demikian, meskipun kembar identik memiliki kode genetik yang sama, faktor lingkungan inilah yang menjadikan sidik jari mereka berbeda. Setiap janin berinteraksi dengan lingkungan rahim dengan cara yang sedikit berbeda, sehingga sidik jari yang mereka hasilkan juga berbeda.
Kesimpulan
Meskipun DNA memainkan peran penting dalam membentuk pola dasar sidik jari, proses lengkap pembentukannya dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan unik yang dihadapi janin dalam rahim. Kombinasi dari genetika dan faktor lingkungan inilah yang menjadikan setiap sidik jari di dunia ini unik, termasuk pada kembar identik.
Jadi, meski kembar identik memiliki kode genetik yang sama, sidik jari mereka tetap berbeda. Faktor lingkungan yang ada di rahim ketika sidik jari terbentuk memberikan variasi yang membuat tiap sidik jari unik—seperti lukisan personal yang diukir oleh alam semesta di setiap ujung jari kita.
