Buku

Menurut Alur Perkembangannya, Membiasakan Diri Untuk Berbagi Ke Orang Sekitarnya Bisa Dimulai Dilatih Pada Murid Dari Jenjang

30
×

Menurut Alur Perkembangannya, Membiasakan Diri Untuk Berbagi Ke Orang Sekitarnya Bisa Dimulai Dilatih Pada Murid Dari Jenjang

Sebarkan artikel ini
Menurut Alur Perkembangannya, Membiasakan Diri Untuk Berbagi Ke Orang Sekitarnya Bisa Dimulai Dilatih Pada Murid Dari Jenjang

Selama ini, kita sering mendengar pepatah “tak ada yang lebih indah selain berbagi”. Pepatah ini tidak hanya merujuk pada pembagian barang-barang fisik, tetapi juga pada pemikiran, pengetahuan, dan perasaan. Namun, sejauh mana kita menerapkan ini dalam hidup sehari-hari? Bagaimana cara kita menanamkan nilai-nilai ini dalam diri anak-anak, terutama murid di jenjang sekolah dasar?

Pendidikan dasar, merupakan tahun-tahun formatif di mana seorang anak belajar banyak hal tentang dunia dan tempatnya di dalamnya. Anak-anak pada tingkat ini sangat mampu belajar dan memahami konsep berbagi. Maka dari itu, konteks ini menjadi sangat penting untuk membiasakan diri untuk berbagi ke orang sekitarnya dan bisa dimulai dilatih di jenjang ini.

Anak di Jenjang Sekolah Dasar dan Perkembangan Empati

Anak-anak di jenjang sekolah dasar berada dalam tahap “usia emas” belajar. Mereka mulai memahami kelompok sosialnya, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, baik secara individual maupun dalam interaksi dengan orang lain. Periode ini juga dianggap sebagai waktu yang penting untuk mengembangkan empati.

Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, dan itu adalah dasar dari kemampuan untuk berbagi. Jika seorang anak bisa merasakan dan memahami bahwa orang lain mungkin merasa senang atau sedih dalam situasi tertentu, mereka akan lebih mungkin untuk berbagi dengan orang lain dalam rangka menenangkan atau meringankan perasaan orang tersebut.

Membiasakan Anak Berbagi Sejak Dini

Untuk membiasakan anak berbagi sejak dini, penting bagi orang tua dan pendidik untuk menunjukkan contoh dan kesempatan bagi anak-anak untuk berbagi. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

  1. Menjadi Contoh: Tunjukkan kepada anak-anak bahwa berbagi adalah hal yang positif. Orang tua dan guru bisa berbagi makanan, barang-barang, atau waktu mereka dengan orang lain, dan menerangkan bahwa berbuat demikian membuat mereka merasa baik.
  2. Memberikan Kesempatan Berbagi: Anak-anak bisa diberi kesempatan untuk berbagi permainan, mainan, atau makanan mereka dengan teman-teman mereka. Ini tidak hanya membantu mereka memahami konsep berbagi, tetapi juga mendukung pelepasan dopamin, hormon bahagia, yang diterima otak setelah berbagi.
  3. Memuji Usaha Berbagi: Pujian dan pengakuan positif akan memotivasi anak-anak untuk terus berbagi. Pujian bisa dalam bentuk verbal, atau bisa juga dalam bentuk hadiah kecil.

Dengan adanya pemahaman dan pembiasaan diri untuk berbagi sejak dini, diharapkan anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang peduli, berempati, dan membantu orang lain ketika mereka tumbuh dewasa. Setiap jenjang pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk karakter peserta didik, termasuk nilai berbagi ini.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah mengajarkan dan membiasakan diri untuk berbagi kepada anak-anak, khususnya murid di jenjang sekolah dasar, merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam membentuk karakter mereka menjadi individu yang baik dan berempati. Proses ini dimulai dari rumah dan sekolah dengan menjadi contoh dalam berbagi, memberi kesempatan berbagi, dan memuji mereka ketika berbagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *