Salah satu tantangan besar Indonesia dalam era globalisasi adalah bagaimana meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar bisa berkompetisi di kancah internasional. Peran penting dalam hal ini dipegang oleh sektor pendidikan, lebih spesifik lagi, peran guru sebagai pendidik. Guna menjawab tantangan ini, pemerintah memperkenalkan Kurikulum Merdeka yang ditujukan untuk memberikan pendidikan yang lebih relevan terhadap kebutuhan zaman.
Lantas, apa yang harus dilakukan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka sehingga mampu meningkatkan daya saing SDM Indonesia?
1. Mengadopsi Metode pembelajaran aktif
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru harus mengadopsi metode pembelajaran yang lebih aktif dan partisipatif. Hal ini berarti, pembelajaran bukan hanya berpusat pada guru, melainkan juga siswa. Siswa diharapkan aktif berpartisipasi dalam proses belajar-mengajar, menciptakan pemahaman yang lebih baik dan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
2. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
Serupa dengan pendidikan di banyak negara maju, metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka seharusnya juga mengintegrasikan penggunaan teknologi. Tantangan global berbasis teknologi menuntut SDM yang terbiasa dan mampu beradaptasi dengan teknologi.
3. Pengembangan Soft Skills
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya soft skills seperti keterampilan berkomunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, dan kreativitas. Guru perlu membuat lingkungan belajar yang mendukung pengembangan soft skills ini.
4. Menanamkan Semangat Lifelong Learning
Polanya, guru sebagai fasilitator harus mampu menanamkan semangat lifelong learning kepada siswa. Dalam era globalisasi dan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, belajar bukan hanya terbatas selama di bangku sekolah atau perguruan tinggi saja. Oleh karena itu, perlunya membiasakan diri dengan pembelajaran sepanjang hayat.
Dengan mengimplementasikan empat strategi tersebut, guru dapat berkontribusi dalam peningkatan daya saing SDM Indonesia dalam kancah internasional. Kurikulum Merdeka bukan hanya menjadi kurikulum yang berorientasi pada kualitas belajar siswa, tetapi juga menjadi kurikulum yang mampu menjembatani antara pendidikan formal dengan tantangan era globalisasi.